Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Siswa berusia 14 tahun, Bintang Balqis Maulana, di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al-Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri meninggal dunia akibat dianiaya oleh sesama siswa.
Berdasarkan pemeriksaan polisi, Bintang dianiaya selama tiga hari sebelum meninggal, yakni pada 18 Februari, 21 Februari, dan 22-23 Februari.
Berikut fakta pelecehan yang dilakukan Bintang yang dirangkum Pahami.id
Daftar Isi
Sudah ada empat tersangka
Polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka, yakni MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, dan AK (17) asal Kota Surabaya.
Mereka dikenakan Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 170 KUHP, dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
<!–
/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>
Keterangan tersangka
Pengacara empat pelaku penganiayaan hingga tewas pelajar di Kediri, Rini Puspitasari mengatakan, pelaku menganiaya korban karena sulitnya menasihati Bintang, khususnya terkait salat berjamaah.
“Bintang itu baru saja sembuh dari sakit. Lalu dia tidak masuk sekolah selama beberapa hari dan tidak shalat berjamaah. Mereka satu ruangan. Awalnya AK dan sepupunya AF mendapat informasi itu. Lalu dia menegur sang bintang. .Dia ditanya, ‘Mengapa kamu tidak shalat?’ “Jawaban bintangnya tidak nyambung,” ujarnya, Rabu (28/2).
Tak puas dengan jawaban korban, pelaku kemudian emosi dan memukuli Bintang. Aksi tersebut diduga dilakukan dengan tangan kosong.
Keesokan harinya, tepatnya Kamis (21/2), pelaku mengetahui Bintang sudah tidak lagi salat berjamaah.
Mereka kemudian menyuruh korban untuk salat dan mandi terlebih dahulu. Korban bergegas ke kamar mandi. Namun saat keluar dari kamar mandi, korban dalam keadaan telanjang dan ditemukan oleh salah satu pelaku. Di sanalah korban dianiaya oleh empat pelaku.
Kamis malam (21/2) pelaku berhasil mengobati luka korban usai dipukul. Mereka pun berniat membawa korban ke rumah sakit, namun urung dilakukan. Saat itu, kondisi korban disebut dalam kondisi lemah.
Lalu pada Jumat (22/2) pukul 03.00 WIB AF (sepupu korban) dibangunkan. Mereka bilang kenapa Bintang semakin pucat. “ucap Rini.
Keluarga menginginkan rekonstruksi
Polisi sebenarnya telah merekonstruksi 55 adegan kasus teror tersebut. Namun pihak keluarga menyatakan ketidakpuasannya, karena dilakukan di tempat tertutup.
Ibu korban, Suyanti (38), mengatakan, ingin rekonstruksi dilakukan di lokasi kejadian sebenarnya, yakni di Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, bukan di kantor polisi.
Suyanti dan keluarga berencana berangkat ke Kediri awal pekan depan. Dia berharap polisi memfasilitasi dan memberikan rekonstruksi.
Pihak keluarga juga meragukan tersangka hanya memukul korban dengan tangan kosong seperti yang terlihat pada rekonstruksi.
Sekolah pondok tidak mempunyai izin
Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah ternyata tidak memiliki izin.
Kepala Bidang Pendidikan Usia Dini dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Jawa Timur Mohammad As’adul Anam membenarkan, pondok pesantren yang mulai beroperasi sejak 2014 itu masih belum mengantongi izin operasional.
“Keberadaan pesantren [Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah] “Izin pesantrennya belum ada,” kata Anam di Kediri, Selasa (27/2).
Mengklaim tanggung jawab sekolah asrama
Suyanti pun meminta PPTQ Pondok Pesantren Al Hanifiyyah bertanggung jawab atas kematian putrinya.
Menurut Suyanti, Fatihunada atau Gus Fatih selaku wali pesantren telah lalai dalam mengawasi santrinya. Akibatnya, sesama siswa dianiaya, hingga putranya meninggal.
Pondok harus bertanggung jawab, kata Suyanti saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (1/3).
“Karena kematiannya terjadi di gubuk, otomatis anak saya dititipkan di gubuk, dia juga bertanggung jawab,” kata Suyanti.
(vws)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);