Jakarta, Pahami.id —
Perpanjangan Iran dan Suriah sebenarnya telah terjalin sejak revolusi Islam pada tahun 1979.
Hubungan ini semakin kuat ketika Suriah mengalami perang saudara pada tahun 2011. Bahkan, saat itu, Iran dicap sebagai ‘sekutu setia’ Suriah dan rezim Presiden Bashar Al Assad.
Hubungan Iran dan Suriah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Kuatnya hubungan kedua negara terjalin karena Iran kerap memberikan bantuan finansial dan militer ke Suriah. Bantuan ini meningkat sejak pecahnya perang saudara di Suriah pada tahun 2011.
Jadi, kemana bantuan Iran untuk Suriah?
Untuk tentara Assad dan milisi yang mendukung pemerintah
Menurut studi yang dirilis Institute for War Studies (ISW), bantuan ini mengalir ke dua pihak. Pihak pertama adalah tentara Bashar Al Assad, sedangkan pihak kedua adalah kelompok milisi pendukung Al Assad.
Iran sering memberikan bantuan keuangan dan bantuan militer kepada pasukan militer Assad yang digunakan untuk menekan kelompok milisi oposisi pemerintah. Bantuan militer ini diberikan Iran melalui jalur darat dan udara.
Selain itu, tentara Iran juga kerap memberikan serangan udara dan darat ketika Assad diserang oleh milisi oposisi pemerintah. “Iran telah memberikan pasokan militer yang signifikan kepada Assad, terutama melalui udara,” kata studi ISW.
Namun keberhasilan milisi oposisi Hayat Tahrir al Sham menguasai Damaskus hingga menggulingkan rezim Assad akan membuat Iran kesulitan memberikan bantuan ke Suriah. Sebab, Damaskus merupakan salah satu jalur Iran mengirimkan berbagai bantuan ke Suriah.
“Kemenangan oposisi di Suriah telah memblokir banyak jalur pasokan darat antara Bagdad dan Damaskus, dan relatif sedikitnya kunjungan Iran ke pelabuhan di Suriah menunjukkan bahwa jalur laut Iran ke Suriah lebih bersifat simbolis daripada praktis,” lanjut ISW.
Selain tentara Assad, Iran juga kerap memberikan bantuan militer kepada milisi pro-Assad. Salah satunya adalah milisi Shabiha.
“Iran juga membantu milisi Shabiha yang pro-pemerintah, sebagian untuk melindungi diri mereka dari jatuhnya Assad atau menyusutnya rezim di Damaskus dan wilayah Alawi di pesisir pantai,” tulis ISW.
“Milisi ini akan menjadi lebih bergantung pada Teheran dalam skenario yang memungkinkan Iran mempertahankan sebagian kemampuannya untuk beroperasi dan memproyeksikan kekuatan dari Suriah,” lanjutnya. ISW.
Namun, apa yang diberikan Iran kepada milisi Suriah yang pro-Assad diperkirakan akan terhenti. Sebab, pemerintahan Suriah kini telah diambil alih oleh milisi oposisi HTS.
(gas/bac)