Berita Kasus Tuberkulosis di Sumut Tembus 18.411, Dinkes Gencarkan PHBS

by


Jakarta, Pahami.id

Penyebaran tuberkulosis (Tb) Di Sumatra Utara (Sumatra Utara) menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Pada bulan Januari-2025, jumlah orang yang terpapar TB mencapai 18.411 kasus.

“Pada 16 Mei 2025, jumlah total kasus tuberkulosis di Sumatra Utara mencapai 18.411 kasus,” kata kepala Kantor Kesehatan Sumatra Utara (P2P), Novita Saragi, Sabtu (5/17).


Novita mengatakan jumlah kasus yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) yang ditemukan pada tahun 2025 utara Sumatra mencapai 74.297 kasus.

“Jadi sekitar 25 persen kasus tuberkulosis yang ditemukan di Sumatra Utara dari perkiraan jumlah kasus yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan,” katanya.

Menurutnya, kasus -kasus TB ditemukan di berbagai fasilitas kesehatan melalui konseling aktif dan pemeriksaan di sekolah, asrama, pusat penjara/penahanan, dan dengan memperkuat jaringan fasilitas kesehatan internal dan eksternal (fasilitas kesehatan).

“Kelompok usia produktif adalah kelompok yang paling terpengaruh, terutama di kota Medan, yang mencatat jumlah pengiriman yang relatif tinggi,” kata Novi.

Penyebaran tuberkulosis ini, kata Novita, salah satu faktor utama adalah hubungan dekat dengan pasien yang terinfeksi, terutama di lingkungan rumah.

“Orang yang tinggal di rumah yang sama karena pasien TB berisiko tinggi tertular penyakit ini. Namun, kesadaran publik akan pemeriksaan diri mereka masih rendah, sehingga banyak kasus sudah terlambat untuk diagnosis dan perawatan,” katanya.

Kantor Kesehatan Sumatra Utara, katanya, terus mendorong penggunaan perilaku hidup yang bersih dan sehat (PHB), termasuk penggunaan topeng sebagai tindakan pencegahan utama.

“Dengan menggunakan PHB, pertukaran tuberkulosis dapat dicegah,” katanya.

Novita menjelaskan bahwa tidak ada informasi resmi dari Kementerian Kesehatan yang terkait dengan kebijakan atau instruksi terbaru untuk gerbang uji vaksin TB di Sumatra Utara.

“Tentang gerbang uji coba vaksin TB tidak ada informasi dari Kementerian Kesehatan,” katanya.

(Fnr/fea)