Jakarta, Pahami.id —
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabu memerintahkan tim Mabes Polri ikut mengusut kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota Polda Sumbar terhadap siswa SD. Afif Maulana sampai dia meninggal.
Sigit menjelaskan, tim yang ditugaskan melakukan pengawasan terdiri dari Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) hingga Profesional dan Keamanan Polisi (Propam).
Mabes Polri, tim Itwasum, Propam sudah turun mengecek penyidikan dan proses yang berjalan. Termasuk Kompolnas juga turun mengecek, kata Sigit, Selasa (2/7).
Sigit mengatakan, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono juga mengumumkan langsung seluruh tahapan yang dilakukan. Termasuk juga seluruh temuan yang diperoleh penyidik.
Ia pun mengajak masyarakat memantau perkembangan pengungkapan kasus tersebut. Sigit memastikan akan menindak tegas seluruh anggota yang terbukti melakukan tindak pidana.
“Proses etik menunjukkan kepada kami tidak ada yang perlu ditutup-tutupi dan jika ada kasus pidana juga akan ditindaklanjuti, kami juga sudah meminta tim Bareskrim untuk melakukan pengawasan,” tegasnya.
“Mohon pantau saja karena ada teman pengawas eksternal yang juga mengikuti kasus ini,” tutupnya.
Sebelumnya, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menegaskan, penyebab utama tewasnya Afif hanya karena terjun ke sungai, bukan karena disiksa anggota.
Suharyono mengatakan, saat kejadian, Afif diduga sedang terlibat perkelahian dan melarikan diri saat tim Sabhara Polda Sumbar putus dan terjatuh ke sungai.
“Di lokasi kejadian di Jembatan Kuranji, sepeda motor yang dibawa Aditia yang ditumpangi Afif terjatuh. titik satu sampai 5 (sisi kiri jembatan), jadi motornya kencang sekali,” ujarnya di Mapolda Sumbar, Minggu (30/6).
Afif Maulana mengajak kita lompat. ‘Pak, ayo lompat saja’. Aditya menjawab, ‘Jangan lompat, kita biarkan saja’. Upaya mengajak jelas, upaya lompat jelas, upaya untuk melompat. menolak ajakan itu jelas. Tapi hanya kami berdua, tidak ada saksi “Yang melihat, saat dia melompat. Ketika dia melaksanakan niatnya. Saat dia menyadari ajakan itu,” sambung Suharyono.
Dijelaskannya, saat tim datang, Aditya sedang sibuk mencari telepon selularitu menghilang. Dalam hitungan detik dia melihat ke kiri, polisi mencengkeram lehernya.
“Saat ditangkap, Aditia bilang ke polisi, ‘Pak, teman saya lompat.’
(tfq/tidak)