Berita Kabinet Israel Pecah Gegara Isu Gencatan di Gaza, Netanyahu Frustrasi

by


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu Ia mengaku kecewa karena kabinetnya tidak menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina yang meliputi pembebasan sandera Hamas dan pertukaran tahanan.

Al Jazeera Diberitakan, kabinet perang Israel menggelar pertemuan pada Minggu (4/2) malam waktu setempat. Namun pertemuan tersebut berlangsung alot dan tidak menghasilkan kesepakatan untuk menentukan langkah selanjutnya terkait pembebasan sandera.


“Ada banyak tekanan dari pemerintah sayap kanan yang mengatakan bahwa jika Netanyahu membuat kesepakatan yang mereka anggap tidak menguntungkan Israel, mereka akan meninggalkan pemerintahan,” demikian laporan media Qatar.

Banyak pejabat Israel tidak ingin melihat pembebasan ribuan tahanan Palestina di negaranya sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera.

Jika situasi perpecahan ini terus berlanjut dan menjadi semakin akut, hal ini dapat menyebabkan runtuhnya aliansi Israel.

Faktanya, keberatan kelompok sayap kanan terhadap kesepakatan pembebasan sandera telah diajukan sejak lama, bahkan selama gencatan senjata pertama.

November lalu, anggota partai sayap kanan dan Menteri Keamanan Itamar Ben Gvir serta Menteri Keuangan Bezalel Smotrich tidak menyetujui kesepakatan untuk membebaskan para sandera.

Namun, pada akhirnya Smotrich mendukung Netanyahu dan Ben Gvir tetap berpegang pada prinsipnya.

Situasi pemerintahan Israel saat ini nampaknya semakin kritis karena anggota oposisi kabinet perang, Benny Gantz, telah memperingatkan Netanyahu.

Gantz mengatakan jika Netanyahu menyerah kepada pemerintah sayap kanan maka dia akan meninggalkan kabinet perang dan pemerintahan.

Sementara itu, seruan pembebasan tahanan Israel yang disandera Hamas terus bergema di negara Netanyahu.

Kerusuhan internal di Israel terjadi ketika negosiasi gencatan senjata di Gaza sedang berlangsung.

Pembahasan usulan baru terkait perjanjian damai Israel-Hamas berlangsung di Paris, Prancis pada akhir Januari lalu. Pihak yang terlibat dalam perundingan tersebut adalah Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan Israel.

Kesepakatan baru tersebut mencakup moratorium pertempuran selama 45 hari dan pembebasan 35 sandera Israel dengan imbalan 4.000 tahanan Palestina.

Sejumlah pejabat menilai pembahasan perjanjian tersebut membuahkan hasil positif.

Hamas menegaskan prioritas mereka adalah menghentikan invasi dan menarik semua pasukan Israel dari Gaza.

Israel selalu menentang gencatan senjata permanen dan bertekad menghancurkan Hamas.

Lebih dari 23.300 warga Palestina tewas akibat invasi brutal Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina sejak 7 Oktober. Kebanyakan korban yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan.

(isa/rds)

[Gambas:Video CNN]

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);