Berita Jet Militer Myanmar Jatuh, Kecelakaan Pesawat Ketiga dalam 4 Bulan

by


Jakarta, Pahami.id

Jet militer Myanmar jatuh pada Kamis (29/2). Berdasarkan pengumuman awal Junta, kejadian tersebut diduga disebabkan oleh kegagalan teknis. Insiden ini menandai kecelakaan pesawat ketiga yang dilaporkan dalam empat bulan terakhir.

Pesawat itu jatuh di dekat kota Magway di Myanmar tengah pada sore hari tak lama setelah melaporkan “kerusakan mesin”. Pilot jet tersebut juga disebut berhasil melarikan diri dan berhasil diselamatkan.


Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian mengenai model pesawat tersebut namun sumber militer, seperti dilansir AFP, mengungkapkan bahwa jet yang jatuh tersebut adalah MIG-29 buatan Rusia.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan oleh militer pada tahun 2021, yang memicu protes massal dan konflik di sebagian besar negara.

Junta sedang berjuang untuk menghancurkan oposisi terhadap pemerintahannya yang berasal dari kelompok pemberontak etnis yang sudah lama ada dan Pasukan Pertahanan Rakyat yang lebih pro-demokrasi.

[Gambas:Video CNN]

Dalam beberapa pekan terakhir, pasukannya telah kehilangan sebagian besar wilayah di dekat perbatasan utara Tiongkok dan kendali atas beberapa jalur perdagangan yang menguntungkan.

Armada udara yang dibangun oleh junta Rusia dan Tiongkok semakin banyak digunakan untuk membantu pasukan yang bertempur di darat, kata para analis.

Pada bulan Januari 2024, sebuah pesawat angkut melampaui landasan pacu saat mendarat di negara tetangga India untuk mengumpulkan pasukan yang melarikan diri dari pemberontak bersenjata yang melawan tentara.

Sejumlah awak kapal terluka akibat kejadian tersebut.

Pada November 2023, sebuah jet tempur ringan yang membawa dua pilot jatuh di bagian timur negara itu, dan pejuang anti-kudeta mengklaim mereka menembak jatuh pesawat tersebut.

Amnesty International mengatakan militer kemungkinan akan menggunakan serangan udara sebagai “hukuman kolektif” terhadap warga sipil yang mendukung pejuang anti-kudeta.

(AFP/Kris)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);