Jakarta, Pahami.id —
Siprus Menjadi fokus setelah grup Hizbullah di Lebanon mengancam akan menyerang negara-negara yang dianggap kaki tangan Israel dalam invasinya ke Jalur Gaza Palestina.
Siprus adalah negara kepulauan kecil yang terletak di Laut Mediterania bagian timur. Negara yang kaya akan mineral dan hasil alam ini memiliki luas 9.251 kilometer persegi, berbatasan tidak langsung dengan Lebanon, Turki, Suriah, Yunani, Mesir, dan Israel.
Sebagai negara kecil, Siprus tampaknya memiliki banyak sejarah sejak peradaban kuno.
Menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri Siprus, kawasan ini telah melalui banyak lika-liku kehidupan dan perkembangan seiring berjalannya waktu.
Kombinasi pengaruh kuat Yunani dan Turki membawa kemajuan dalam urusan sosial dan politik negara tersebut.
Negara yang terletak di kawasan Mediterania ini juga mempunyai posisi strategis dalam geopolitik kawasan sekitarnya.
Meski telah merdeka sejak tahun 1960, Siprus pernah menjadi bagian dari upaya kudeta yang dilakukan junta militer Yunani pada tahun 1974.
Siprus kemudian diinvasi oleh Türkiye setelah terjadi kudeta dengan tujuan memulihkan tatanan konstitusional. Namun kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua peristiwa tersebut memberikan dampak negatif.
Lebih dari 160.000 warga Siprus Yunani yang tinggal di utara telah diusir secara paksa sejak pemerintahan Turki.
Tindakan sewenang-wenang Turki pun mendapat peringatan dari dunia internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal itu tercatat sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
Perekonomian dan masyarakat Siprus hancur setelah kudeta yang diikuti dengan invasi besar-besaran. Akibatnya, ribuan orang tewas atau hilang akibat kejadian tersebut.
Turki, yang merasa bersalah atas hal ini, kemudian bertanggung jawab memaksa lebih dari lima puluh ribu orang untuk beremigrasi dan tinggal di bagian utara Siprus.
Seiring dengan pemulihan yang berangsur-angsur, Siprus melanjutkan pemerintahannya dengan resmi bergabung dengan Uni Eropa (UE) pada tahun 2004.
Siprus di kancah internasional
Kekuatan diplomasi Siprus mulai terlihat sejak bergabung dengan Uni Eropa. Nicosia juga telah melakukan berbagai kerjasama internasional untuk memulihkan keadaan perekonomian negaranya.
Setelah bergabung dengan UE, Siprus menerima berbagai bantuan ekonomi dan militer dari negara-negara anggota blok tersebut.
Peluncuran dari Politik, Siprus mendapat tiga ‘negara jaminan’ yaitu Inggris, Yunani dan Türkiye. Sejumlah negara tersebut memiliki perjanjian kerja sama militer dengan Nicosia untuk melindungi wilayah pulau-pulau kecil di Mediterania.
Di sisi lain, Siprus sangat rentan terhadap gejolak geopolitik yang terjadi di Timur Tengah.
Pakar hubungan Siprus-Israel di Hellenic Foundation for European and Foreign Policy (Eliamep), Gabriel Haritos, menilai Siprus rentan konflik karena lemahnya kekuatan militernya.
Pasalnya, ketua kelompok milisi Hizbullah, Hassan Nasrallah, baru-baru ini mengancam akan menyerang Siprus jika Israel bersikeras menyerang Lebanon.
“Siprus tidak memiliki tentara yang mampu melakukan operasi melawan Hizbullah,” kata Haritos seperti dikutip Mata Timur Tengah.
“Hizbullah sama sekali tidak jauh. Jika mereka bisa menargetkan di pinggiran Tel Aviv maka mereka bisa menyerang Siprus. Itu bukan sesuatu yang bisa dikesampingkan,” tambahnya.
Belakangan ini, ketegangan Israel-Hizbullah di perbatasan Lebanon terus meningkat.
Hal ini juga menyeret Siprus, yang menurut Nasrallah akan menjadi sasaran empuk bagi milisi.
(val/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);