Jakarta, Pahami.id —
Israel kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sebagai “persona non grata”, dan mencegah Guterres memasuki negara tersebut.
Israel melakukannya “daftar hitam” terhadap Guterres karena gagal mengecam serangan rudal Iran ke Israel pada Selasa (1/10) malam waktu setempat.
“Siapapun yang tidak bisa secara terbuka mengutuk serangan brutal Iran terhadap Israel tidak pantas menginjakkan kaki di tanah Israel,” kata Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz.
“Ini adalah Sekretaris Jenderal anti-Israel yang memberikan dukungan kepada teroris, pemerkosa, dan pembunuh,” tambah Katz, dikutip AFP.
Katz mengatakan Guterres adalah sosok yang mendukung “pembunuh” seperti Hamas, Hizbullah, Houthi dan kini Iran yang dituduh Israel sebagai “ibu terorisme global”.
Pasca serangan rudal Iran ke Israel, Guterres buka suara mengutuk “konflik yang semakin meluas di Timur Tengah. Ia juga mengutuk eskalasi demi eskalasi di kawasan tersebut.
“Ini harus dihentikan. Kita benar-benar membutuhkan gencatan senjata,” kata Guterres.
Israel termasuk salah satu pengkritik paling keras terhadap PBB, terutama ketika invasi di Gaza dimulai. Guterres juga sebelumnya berulang kali menyerukan gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan Lebanon.
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menembakkan rudal hipersonik ke Israel untuk pertama kalinya dan menembus sistem pertahanan udara Iron Dome negara itu.
Pada Selasa malam (1/10) waktu setempat, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel, beberapa di antaranya menembus sistem pertahanan Iron Dome Israel.
Iran mengklaim serangan itu dilancarkan sebagai pembalasan atas pembantaian Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan itu juga merupakan respons atas kematian pemimpin milisi Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin milisi Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.
(DNA/DNA)