Berita Israel Bom Kamp Palestina di Lebanon, Sasar Komandan Milisi Fatah

by


Jakarta, Pahami.id

Israel menyerang kamp pengungsi PalestinaEin al-Hilweh, di kota pesisir Sidon, Libanon selatan, ketika pasukannya mulai melancarkan serangan darat ke negara itu pada Selasa (1/10) dini hari.

Serangan dilaporkan menargetkan rumah petugas Brigade Martir Al Aqsa, Mounir Maqdah. Brigade Martir Al Aqsa adalah sayap bersenjata Palestina yang berafiliasi dengan Fatah, faksi saingan partai Hamas dan setia kepada pemerintah Palestina.


Dilaporkan Al JazeeraNamun, belum ada laporan mengenai korban tewas atau luka akibat serangan brutal Israel di kamp pengungsi Palestina.

Reuters mengatakan serangan itu merupakan serangan pertama Israel terhadap kamp pengungsi yang penuh sesak. Kamp pengungsi Ein al-Hilweh adalah yang terbesar di Lebanon dari beberapa kamp pengungsi Palestina di negara tersebut.


Sedangkan Mounir Maqdah merupakan komandan sayap militer Fatah, Brigade Martir Al Aqsa, di Lebanon.

Hingga saat ini, situasi di Maqdah masih belum diketahui pasca serangan udara Israel.

Serangan itu menghantam sebuah bangunan di kamp pengungsi Palestina Ain El-Hilweh yang penuh sesak.

Serangan Israel terhadap kamp pengungsi Palestina terjadi ketika tentara negara Zionis tersebut memulai invasi darat ke Lebanon di tengah meningkatnya perang dengan milisi Hizbullah.

Warga di Aita Al Shaab, wilayah perbatasan Lebanon, melaporkan ledakan besar dan suara helikopter. Dia juga mendengar suara drone di atas.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa invasi ke Lebanon dimulai dengan melancarkan serangan terbatas terhadap sasaran Hizbullah.

“[Target terletak di desa-desa yang dekat dengan perbatasan dan menimbulkan] ancaman langsung terhadap komunitas Israel di Israel utara,” kata rilis IDF.

Angkatan Udara dan artileri, lanjut mereka, mendukung pasukan darat dengan “serangan presisi”.

Sumber keamanan Lebanon mengatakan, serangan udara Israel tidak hanya menyasar kawasan perbatasan Lebanon, tetapi juga mulai menghantam pinggiran selatan Beirut.

Seorang reporter Reuters menyaksikan kilatan cahaya dan serangkaian ledakan keras sekitar satu jam setelah pasukan Israel memberikan ultimatum kepada penduduk Lebanon untuk mengevakuasi daerah dekat bangunan yang menurut Tel Aviv merupakan rumah bagi infrastruktur Hizbullah di selatan ibu kota Lebanon.

Pasukan Lebanon dilaporkan mundur sekitar lima kilometer (3 mil) dari posisi mereka sebelumnya di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel, kata sumber keamanan Lebanon. Juru bicara militer Lebanon tidak membenarkan atau menyangkal tindakan tersebut.

(rds)