Berita Hizbullah Disebut Siap Serbu Israel Sendirian Tanpa Iran

by


Jakarta, Pahami.id

Kelompok milisi di Lebanon, Hizbullah, dikatakan siap menyerang Israel bebas terlepas dari rencana apa pun Iran.

Dua sumber yang mengetahui intelijen mengatakan kepada CNN bahwa persiapan Hizbullah untuk serangan itu kini beberapa langkah lebih maju dari Iran, dan diperkirakan akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang.

Iran saat ini tampaknya masih memikirkan respons yang tepat untuk merespons Israel. Meski begitu, seorang perwira militer Amerika Serikat menceritakan CNN bahwa Iran telah melakukan beberapa persiapan sebelum serangan besarnya terhadap Israel.


Mengenai serangan independen Hizbullah, sebuah sumber mengatakan bahwa milisi yang didukung Iran berbatasan langsung dengan wilayah utara Israel.

Situasi ini tentu saja berarti bahwa Hizbullah dapat menyerang Negara Zionis kapan saja tanpa atau tanpa pemberitahuan. Hal ini berbeda dengan Iran yang letaknya cukup jauh dari Israel.

Sumber tersebut juga menambahkan bahwa belum jelas bagaimana atau apakah Iran dan Hizbullah mengoordinasikan kemungkinan serangan balik terhadap Israel.

Beberapa pejabat menduga ada kemungkinan kedua sekutu tersebut tidak sepenuhnya mempunyai visi yang sama mengenai rencana menyerang Negara Zionis.

Pada tanggal 30 Juli, serangan udara Israel di ibu kota Lebanon, Beirut, menewaskan komandan utama Hizbullah Fuad Shukr. Beberapa jam kemudian alias dini hari tanggal 31 Juli, pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di ibu kota Teheran, Iran.

Israel mengaku membunuh Shukr, namun tetap bungkam saat dituduh membunuh Haniyeh.

Meskipun demikian, Iran dan Hamas yakin sepenuhnya bahwa Negara Zionis berada di balik pembunuhan Haniyeh.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk serangan yang menewaskan tokoh-tokoh penting mereka. Keduanya bersumpah untuk membalaskan dendam Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun menyatakan siap dengan segala kemungkinan. Dia bersikeras akan membuat semua pihak yang menyerang wilayahnya membayar atas tindakan mereka.

Pernyataan para pemimpin tersebut pun membuat seluruh dunia khawatir dan memantau ketat kawasan Timur Tengah. Berbagai upaya diplomasi dilakukan terhadap pihak-pihak yang ‘terbakar’ tersebut untuk mencegah eskalasi konflik.

(blq/dna)