Daftar Isi
Jakarta, Pahami.id –
A harimau Sumatra dipukul oleh perangkap babi di desa Tibawan, Rokan IV Koto, Rokan Hulu, Riau Mati terbunuh. Harimau yang malang itu juga dikuliti dan dipotong yang membuat dugaan pelaku itu dicurigai.
Kepala Kepolisian Hulu Rokan AKBP Buda Setiyono mengatakan harimau itu ditabrak Snare pada hari Minggu (2/3) kemarin.
“Pada hari Minggu, informasi malam diperoleh dari penduduk desa Kampung Tibawan bahwa seekor harimau ditangkap di Istana Babi. Jerat ini milik orang -orang di taman,” kata Budi Senin (3/3) seperti yang dilaporkan oleh Momentscom.
Budi mengatakan insiden itu dimulai ketika anggota Pusat Konservasi Sumber Daya Alam RIAU (BKSDA) sedang menunggu harimau mengosongkan harimau.
Kemudian, Senin (3/3) sekitar pukul 07.00 wib Bhabinkamtibmas dengan Babinsa, tim BKSDA akan melakukan keselamatan untuk harimau. Tapi harimau tidak ada lagi dalam perangkap.
Selain itu, Kepala Kepolisian IV Koto Rokan AKP Yohannes Teraon memerintahkan staf dan membagi tim dengan anggota Koramil untuk melakukan penyelidikan rilis harimau dari perbudakan.
Tersangka polisi setelah jebakan mobil ada jejak ban mobil. Kemudian tim mengetahui bahwa mobil yang diduga membawa harimau pada akhir hari sedang dicuci.
“Selain itu, tim sedang menyelidiki informasi tersebut dan memang benar bahwa mobil itu dicuci oleh Carwash 175, menurut informasi mencuci mobil bahwa mobil itu berada dalam keadaan kotor dan banyak kotoran hewan,” kata Budi.
Tim kemudian melekat pada mobil dan dilakukan di desa Rokan, Rokan IV Koto. Di dalam mobil ada 3 orang yang ditemukan.
Tiger cincang dan dikuliti
Kemudian para pelaku ditanyai dan diakui bahwa mereka telah mengamankan harimau. Bahkan harimau itu dibawa ke Hamlet Kubudienea di Kampung Cipang Lir Hilir.
“Di sana harimau mungkin ada di kulit. Selain itu, tim bergerak untuk menemukan harimau yang telah mereka selamatkan dan sementara di Kubudiene, Kampung Cipang meninggalkan hilir terbunuh dan dipotong dan dipotong oleh pemain,” kata Budi.
Tim bersama kemudian memperoleh enam pelaku yang dicurigai terlibat. Enam pemain adalah Sailandra (58), Levis (32), Zulimat (54), Rizal (34), Emen (42) dan Endang (76).
“Bukti mobil, hewan harimau yang telah dikuliti dan karung untuk daging dan tulang harimau,” kata Budi.
Bukti yang berhasil termasuk parang, tali snare, tulang, daging dan daging harimau, ponsel, dan unit mobil yang digunakan untuk membawa bangkai harimau dari desa.
Tragedi konservasi
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memastikan bahwa mereka akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae).
“Insiden ini merupakan peringatan serius terhadap ancaman yang masih dihadapi oleh spesies langka ini dan mengulangi komitmen kami, Kementerian Kehutanan dalam Melindungi Keanekaragaman Hayati Indonesia,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Alam dan Direktur Jenderal Ekosistem (KSDAE) Di antara.
Satyawan mengatakan Kementerian Kehutanan mengutuk perburuan ilegal ini dan bersikeras bahwa siapa pun yang terbukti terlibat dalam hukum adalah legal di nomor 5 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, yang mengancam pelaku dengan hukuman pidana.
“Kejadian ini adalah tragedi untuk konservasi satwa liar Indonesia,” katanya.
Dia mengundang semua orang untuk memainkan peran aktif dalam melestarikan Tiger Sumatra.
Beberapa dari mereka adalah yang pertama, bukan untuk berburu, menyiksa, atau membunuh satwa liar yang dilindungi. Kedua, pertahankan keseimbangan ekosistem dengan tidak memburu korban harimau Sumatra. Ketiga, laporkan setiap kegiatan ilegal yang terkait dengan satwa liar kepada pihak berwenang.
Aktor profesional
Riau Bbksda mengatakan pembunuhan harimau Sumatra itu diduga dilakukan oleh aktor profesional dalam perburuan satwa liar.
“Berdasarkan cara kerjanya, tampaknya dilakukan oleh para profesional,” kata Kepala Genman Riau BBKSDA Suhefti Hastibuan.
Dia menjelaskan bahwa jerat yang digunakan adalah jenis jerat kawat sling, yang sering digunakan dalam perburuan liar. Brait seperti ini sangat berbahaya karena mereka tidak hanya menargetkan jenis hewan tertentu, tetapi juga tentang hewan yang lewat.
“Keakraban pemburu, kulit harimau biasanya dijual karena memiliki harga tinggi di pasar gelap. Meskipun tulang dan daging juga diklaim, dikatakan sering digunakan untuk obat -obatan tradisional,” katanya.
Namun. Sampai saat ini, Riau BBKSDA masih mengeksplorasi kasus dengan polisi, termasuk mendeteksi kemungkinan jaringan perdagangan satwa liar yang lebih luas.
(DAL/TEAM)