Berita Hamas Tak Kirim Perwakilan ke Perundingan Gencatan Senjata Hari Ini

by


Jakarta, Pahami.id

Hamas menyatakan bahwa dia tidak akan menghadiri putaran perundingan baru gencatan senjata yang rencananya berlangsung di Qatar pada hari ini (15/8).

Namun Hamas akan bertemu dengan mediator setelah perundingan untuk bernegosiasi. Milisi Palestina agak skeptis terhadap perundingan ini, dan menuduh Israel mengulur waktu.

“Melakukan perundingan baru memungkinkan Israel untuk menerapkan persyaratan baru dan menggunakan labirin perundingan untuk melakukan lebih banyak genosida,” kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri. ReutersKamis (18/5).


Absennya Hamas dalam perundingan tidak menghilangkan kemungkinan gencatan senjata. Pasalnya, kepala perunding Hamas, Khalil al-Hayya, berada di Doha dan memiliki saluran terbuka dengan Mesir dan Qatar sebagai mediator.

“Hamas berkomitmen terhadap proposal yang diajukan pada 2 Juli, yang didasarkan pada resolusi Dewan Keamanan PBB dan pidato Biden dan gerakan tersebut siap untuk segera memulai diskusi mengenai mekanisme penerapannya,” tambah Abu Zuhri.

Amerika Serikat berharap kesepakatan gencatan senjata masih bisa tercapai. Washington telah memperingatkan kemajuan dalam perundingan gencatan senjata sangat penting untuk mencegah perang yang lebih luas.

“Israel akan mengirimkan tim perunding pada tanggal yang disepakati untuk menyelesaikan rincian implementasi perjanjian kerangka kerja tersebut,” kata juru bicara AS David Mencer.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutus Kepala Intelijen Israel (Mossad) David Barnea sebagai perwakilan perundingan gencatan senjata di Gaza.

Selain David Barnea, delegasi Israel lainnya yang hadir dalam perundingan Qatar termasuk Kepala Dinas Keamanan Shin Bet Ronen Bar, perwira IDF Nitzan Alon dan penasihat Ophir Falk.

“Kepala Mossad, kepala Shin Bet, Nitzan Alon dan Ophir Falk adalah delegasi. Alon mengoordinasikan masalah terkait penyanderaan dan Falk adalah penasihat politik Netanyahu,” kata juru bicara Netanyahu, Omer Dostri. AFPRabu (14/8).

Rabu (14/8) lalu, Hamas bersama beberapa faksi kecil milisi menguraikan tuntutan yang belum terselesaikan yang ingin mereka capai dalam perjanjian gencatan senjata.

Mereka meminta agar perundingan tersebut mengkaji mekanisme untuk mengimplementasikan apa yang telah disepakati dalam kerangka kesepakatan yang diajukan mediator.

Hal ini mencakup gencatan senjata komprehensif, penarikan penuh pasukan Israel dari Palestina, pencabutan pengepungan, pembukaan penyeberangan dan pembangunan kembali Gaza, serta mencapai kesepakatan serius mengenai sandera dan tahanan.

Dalam pernyataannya tersebut, Hamas juga menolak segala bentuk intervensi AS atau Israel dalam pembentukan pemerintahan pasca perang di Gaza.

Sebaliknya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras mempertahankan kendali atas perbatasan antara Gaza dan Mesir untuk menghentikan penyelundupan senjata. Bahkan, Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi mengatakan mereka bisa memantau kawasan itu dari jarak jauh jika diperlukan.

Perpecahan juga masih terjadi terkait izin bagi penduduk Gaza untuk bergerak bebas antar wilayah setelah perjanjian gencatan senjata.

(pta/pta)