Jakarta, Pahami.id –
Sekelompok milisi Hamas Palestina setuju untuk merilis 10 sandera dari Gaza Strip, Palestina, dalam negosiasi gencatan senjata dengan IsraelRabu (9/7).
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan partainya akan merilis 10 sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
“Kelompok kami menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan dan setuju untuk melepaskan 10 tahanan (sandera),” kata Hamas, seperti dikutip oleh AFP.
Hamas pada kesempatan itu juga menyatakan bahwa negosiasi dengan Israel menjadi sulit karena ada perselisihan tentang bantuan kemanusiaan untuk Gaza, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan jaminan perdamaian yang panjang.
“Selain kesulitan negosiasi tentang masalah ini, kami terus bekerja keras dan bekerja dengan semangat positif dengan mediator untuk mengatasi hambatan dan mengakhiri penderitaan rakyat kami dan memastikan aspirasi mereka untuk kebebasan, keamanan, dan kehidupan yang bermartabat,” kata Hamas.
Pernyataan Hamas dirilis empat hari setelah mereka bernegosiasi dengan Israel tentang prospek gencatan senjata di Gaza Strip. Negosiasi disebabkan oleh Qatar dan Amerika Serikat.
AS sebelumnya telah menyarankan agar Hamas dan Israel gencatan senjata selama 60 hari dimulai minggu ini. Namun, sampai saat ini, kedua belah pihak belum menyetujui apa pun.
Seorang pejabat senior Israel menyatakan bahwa perjanjian gencatan senjata di Gaza dapat dicapai dalam dua minggu ke depan.
“Jika Hamas menolak, kami akan melanjutkan operasi militernya di Gaza,” katanya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejak awal menyatakan bahwa Tel Aviv tidak akan menghentikan invasi Gaza sampai Hamas benar -benar dihancurkan.
Invasi Israel ke Gaza sendiri telah menewaskan lebih dari 57 ribu orang sejak Oktober 2023. Sebagian besar tokoh kematian adalah anak -anak dan wanita.
(BLQ/DNA)