Jakarta, Pahami.id —
KBRI Havana, Mencobamengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) untuk tidak keluar rumah akibat cuaca panas di ibu kota Haiti, Port au Prince.
“Kami menghimbau kepada 7 WNI yang bekerja sebagai terapis spa untuk waspada dan tidak keluar rumah mengingat situasi politik dan keamanan di ibu kota Haiti, Port au Prince yang panas sejak awal Februari 2024,” imbau WNI tersebut. KBRI Havana dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3).
KBRI Havana mengatakan, saat ini tujuh WNI yang berada di ibu kota Haiti tersebut dalam keadaan aman dan jauh dari wilayah konflik. KBRI terus berkomunikasi dengan WNI dan menghimbau agar mereka tidak keluar rumah.
“Sejauh ini mereka aman dan tempat kerjanya jauh dari wilayah konflik,” tulis KBRI Havana.
Duta Besar RI untuk Havana, Nana Yuliana berencana menerapkan tiga strategi untuk melindungi WNI jika situasi memburuk.
Strategi pertama adalah menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak keluar rumah dan tetap waspada, menghindari daerah konflik dan tetap terhubung. saluran telepon panas KBRI jika terjadi sesuatu yang berbahaya.
Strategi kedua adalah pindah jalur darat ke negara tetangga Republik Dominika.
Kemudian strategi ketiga adalah mendorong masyarakat Indonesia untuk meninggalkan Haiti dan mencari pekerjaan di negara Karibia lain yang lebih aman.
“KBRI akan terus memantau perkembangan keamanan di Haiti dan berkoordinasi dengan sebagian WNI di Republik Dominika jika situasi keamanan memburuk,” tulis KBRI Havana.
Pada tanggal 28 Februari, sekelompok penjahat bersenjata melancarkan serangan terhadap Penjara Nasional Port au Prince, menewaskan 12 orang dan menyebabkan 4.000 narapidana, beberapa di antaranya adalah anggota geng berbahaya, melarikan diri.
Mereka ingin menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry karena tidak mengadakan pemilu. Henry berdalih pemilu tidak bisa digelar karena situasi keamanan di Haiti yang belum kondusif.
Para preman melakukan penyerangan saat Henry mengunjungi Kenya pada 29 Februari. Kunjungan tersebut untuk membahas kerja sama keamanan dan pengiriman pasukan untuk menegakkan kondisi keamanan di Haiti di bawah pasukan keamanan multinasional (MSS) PBB.
Menurut laporan media, kelompok kriminal membunuh warga secara acak dan merampok rumah dan toko. Mereka juga membakar kendaraan umum dan polisi serta melepaskan tembakan di Bandara Port au Prince.
Akibat situasi ini, bandara, kantor pemerintah, sekolah, dan toko tutup. Sebagian warga mengungsi ke tempat aman di luar ibu kota.
Di beberapa komunitas, warga bahkan melindungi diri dengan mengangkat senjata, memblokir jalan, dan membakar ban bekas untuk mencegah masuknya geng.
Barbeku, kelompok paling berkuasa di Haiti, berencana menangkap Kepala Polisi dan menteri kabinet Henry dan mencegah PM kembali ke Haiti.
Hingga saat ini, keberadaan Henry masih belum diketahui. Pada Minggu (4/3), pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat nasional selama 72 jam.
Haiti juga memberlakukan jam malam mulai pukul 18.00 hingga 05.00 waktu setempat.
(membaca)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);