Jakarta, Pahami.id —
Kantor Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan kesepakatan pembebasan sandera telah disepakati dengan Hamas pada Jumat (17/1). Perjanjian ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas yang akan mulai berlaku pada 19 Januari.
Kantor Netanyahu mengatakan perdana menteri telah memerintahkan kabinet keamanan politik untuk bersidang guna membahas masalah tersebut.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah diberitahu oleh tim perunding bahwa kesepakatan telah dicapai untuk membebaskan para sandera,” kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan sehari.
Setelah rapat kabinet politik-keamanan hari ini, Netanyahu dan kabinetnya akan “bersidang untuk menyetujui kesepakatan tersebut.”
Kabinet Israel dijadwalkan bertemu hari ini untuk melakukan pemungutan suara mengenai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza, menurut seorang pejabat Israel.
Amerika Serikat (AS) yakin perjanjian gencatan senjata di Gaza akan terus berlanjut meski beberapa menteri Netanyahu menentang perjanjian tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa para menteri di kabinet Netanyahu terpecah mengenai gencatan senjata, dan dua menteri secara terbuka menentang keputusan Tel Aviv.
Dikutip AFP, Menteri Keuangan sekaligus politisi sayap kanan Bezalel Smotrich menyebut kesepakatan ini sebagai “kesepakatan yang buruk dan berbahaya bagi keamanan Negara Israel.”
Dalam pernyataannya pada Rabu malam, Smootrich dan partainya bahkan mengancam akan meninggalkan kabinet Netanyahu jika Israel menyetujui gencatan senjata.
“Perjanjian (gencatan senjata) yang akan ditawarkan kepada pemerintah berbahaya dan sangat buruk bagi keamanan nasional Israel,” kata Smootrich seperti dikutip. Pos Yerusalem.
“Meskipun kami senang dengan kembalinya para sandera, perjanjian (gencatan senjata) ini meremehkan pencapaian perang Israel ketika para pahlawan kami di medan perang mengorbankan nyawa mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir juga menganggap perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas sebagai “bencana.”
Senada dengan Smootrich, Ben Gvir dan partainya juga mengancam akan keluar dari kabinet jika Israel menyetujui gencatan senjata.
(rds)