Jakarta, Pahami.id –
Badan Penelitian dan Inovasi Nasional (Brin) Menghilangkan anggaran di beberapa Kementerian Efisiensi Institusi Presiden Prabowo Subianto Pada awal 2025.
Brin memotong anggaran hingga Rp2.074 triliun untuk 2025 dari total plafon anggaran yang mereka terima sebesar RP5,8 triliun. Mereka menyerahkan laporan itu pada pertemuan kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat X pada hari Rabu (5/2).
Dalam laporan tersebut, Brin akan menghilangkan beberapa kegiatan dan program setelah efisiensi. Salah satunya memastikan bahwa tidak ada perkiraan untuk penelitian program ASTA CITA.
“Tidak ada alokasi anggaran dalam organisasi penelitian untuk dukungan penelitian untuk program ASTA CITA”.
Brin juga memastikan bahwa tidak ada anggaran perjalanan resmi di dalam dan luar negeri, menghilangkan implementasi survei nasional, menghilangkan anggaran pemulihan laboratorium, untuk memastikan bahwa tidak ada pembelian peralatan penelitian. Bahkan, dalam laporannya, Brin juga akan memenuhi gaji ke -13 dan ke -14 untuk karyawan.
“Pengurangan alokasi pengeluaran karyawan dengan menghilangkan komponen tunjangan kinerja ke -13 dan ke -13 dan ke -13”.
Pengurangan dana penelitian ini sebelumnya telah membuat beberapa peneliti menyatakan sikapnya. Sumber CNNindononesia.com di Brin, yang juga seorang peneliti, mengatakan bahwa rencana efisiensi anggaran, termasuk menghilangkan dana penelitian ini, membuat peneliti.
Dia mengatakan pengurangan dana penelitian tidak disertai dengan penurunan beban kinerja. Faktanya, katanya, ada peningkatan beban kinerja untuk membuatnya memanfaatkan.
“Memotong dana penelitian, terutama membatasi staf untuk penelitian lapangan, pembatasan/dasi biaya material, serta pemotongan dana lainnya.
Peneliti lain, yang namanya juga tidak ingin disebutkan, telah mengirimkan pernyataan tentang sikap beberapa peneliti Brin tentang polemik ini. Mereka meminta untuk mengembalikan “Marwah Brin sebagai lembaga yang mencerminkan pengetahuan Indonesia”.
“Jika anggaran untuk penelitian lapangan dan laboratorium dihilangkan, tetapi target output tetap atau lebih tinggi maka Brin menggunakan praktik L ‘Homme Par Homme atau penindasan manusia,” kata pernyataan itu.
“Ini sangat bertentangan dengan Konstitusi dan hukum ke -39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, karena Brin terlalu peduli dengan output maksimum dengan fasilitas minimal,” kata mereka.
Berikut adalah daftar posting yang tidak dapat membuat estimasi efisiensi:
1. Tidak ada ketentuan anggaran dalam organisasi penelitian untuk dukungan penelitian untuk program ASTA CITA.
2. Penghapusan semua perjalanan resmi ke luar negeri dan domestik
3. Tidak Ada Implementasi Survei Nasional
4. Tidak ada alokasi anggaran dalam organisasi penelitian
5. Tidak Ada Pengeluaran Modal dan Pembelian Peralatan Penelitian di Organisasi Penelitian
6. Tidak ada langganan data citra satelit
7. Tidak ada ketentuan untuk pembelian peralatan dan bahan dan pemeliharaan laboratorium
8. Tidak ada penyediaan pemulihan laboratorium.
Tidak ada alokasi anggaran untuk dukungan kebijakan berbasis penelitian
9. Tidak ada ketentuan untuk pengeluaran untuk penggunaan dan fasilitasi penelitian inovasi
10. Tidak ada ketentuan untuk pengembangan riset regional dan lembaga inovasi
11. Tidak ada dana untuk kegiatan dukungan manajemen
12. Tidak ada gunanya dan paket pertemuan sama sekali untuk eksekusi pertemuan
13. Tidak ada ketentuan untuk komitmen untuk mengatur kegiatan internasional
14. Tidak ada ketentuan untuk pelatihan CASN dasar yang telah direkrut
15. Tidak ada ketentuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan meningkatkan tingkat fungsional
16. Tidak ada ketentuan untuk implementasi layanan PNBP
(Thr/fra)