Jakarta, Pahami.id —
Kantor Investigasi Korupsi untuk Chief Officers (CIO)akan kembali mencoba menangkap Presiden Yoon Suk Yeol yang dipecat pada 6 Januari atau Senin depan.
CIO memiliki waktu hingga Senin (6/1) untuk menangkap Yoon atas dugaan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan menyusul deklarasi darurat militer.
“Kami berencana untuk memutuskan langkah selanjutnya setelah peninjauan,” demikian pernyataan resmi CIO yang dikutip Yonhap.
Mereka menyayangkan kelakuan tersangka yang tidak menaati prosedur hukum yang telah ditetapkan.
Tim CIO sebenarnya mendatangi kediaman Yoon untuk menangkapnya hari ini, Jumat. Namun, mereka dihadang oleh pendukung dan tentara.
Menurut laporan ada sekitar 2.700 aparat keamanan, ribuan pendukung dan ratusan bus bersiaga.
CIO sempat bernegosiasi dengan berbagai pihak, namun gagal. Mereka kemudian memutuskan untuk menunda penangkapan Yoon demi alasan keamanan.
“Kami memutuskan bahwa pelaksanaan surat perintah penangkapan tidak mungkin dilakukan karena konfrontasi yang sedang berlangsung, dan penegakan hukum ditangguhkan karena kekhawatiran akan keselamatan personel di lokasi yang disebabkan oleh perlawanan,” lanjut mereka.
Surat pengadilan
CIO ingin menangkap Yoon setelah pengadilan Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan minggu lalu. Surat tersebut juga merupakan permintaan lembaga tersebut karena Presiden sudah tiga kali tidak hadir dalam pemanggilan.
Yoon sedang diselidiki sehubungan dengan deklarasi darurat militer pada 3 Desember. Dia juga dituduh melakukan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Selain itu, ia menunggu nasib persoalan status presiden yang sedang dibahas Mahkamah Konstitusi untuk ditentukan dari segi hukum. Jika sah, Yoon akan mundur dari kursi kepresidenan, namun jika dianggap tidak sah, ia akan kembali berkuasa.
(isa/asa)