Padang, Pahami.id —
Meninggalnya Nia Kumala Sari (NKS), gadis penjual gorengan di Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menyisakan duka mendalam bagi banyak pihak. Bukan hanya keluarga, tapi teman dekat.
Korban dikenal sebagai anak pekerja keras yang ingin melanjutkan kuliah.
“Salah satu yang jadi motivasinya sampai sekarang masih kerja keras, berjualan gorengan, bisa beli laptop. Mau kuliah,” kata Rini Wahyuni, adik Nia saat ditemui. CNNIndonesia.com di rumah duka, Jumat (13/9/).
Kentang goreng itu bukan dibuat oleh Nia atau ibunya. Kentang goreng itu milik tetangganya yang menjalankan usaha.
“Nia hanya membantu menjualnya,” jelasnya.
Setiap gorengan yang terjual, Nia mendapat untung Rp 200. “Seribu gorengan. Setor 800 rupiah. Uangnya dipakai beli laptop,” ujarnya.
Rini mengatakan, Nia selalu menjadi salah satu tulang punggung keluarga, membantu menghidupi ibu dan dua saudaranya yang lain. Setahu Rini, Nia selama ini tidak punya musuh.
“Setahuku belum pernah ada. Nia anak yang baik, pendiam. Dia nggak banyak berbuat,” ucapnya.
Keluarga berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.
“Kami sangat marah. Bagaimana bisa masyarakat melakukan hal itu,” ucapnya sambil menahan air mata.
Tidak Sepenuhnya Tulus
Teman dekat Nia, Yoeka Aulia pun mengaku marah atas tindakan jahat Nia. Aulia mengaku belum sepenuhnya rela menerima kematian temannya yang meninggal dalam keadaan tidak wajar.
Saat ditemui, ia masih terisak-isak saat diminta mengingat sosok Nia.
Yoeka dan Nia sudah berteman lama, sehingga hubungan mereka seperti saudara kandung. Rahasia kecil di antara mereka tidak ada habisnya, karena keduanya menghabiskan banyak waktu bersama.
Aulia tahu Nia mempunyai passion dan cita-cita untuk kuliah sehingga rela bekerja keras bahkan berjualan gorengan keliling desa.
Aulia pun kerap membagikan momen kebersamaan tersebut di media sosialnya. Aulia memanggil sahabatnya Anya.
Ia mengaku tidak menyangka. Namun dalam seminggu terakhir, mereka yang biasa berkomunikasi menjadi terpisah.
“Aku disuruh ikhlas, aku juga disuruh ikhlas, bagaimana aku bisa ikhlas? Karena biasanya kita bisa 24 jam bersama Anya. Kita juga ngobrol tentang kesalahan kita. Baik dan buruknya. Malah, sepertinya aku Aku lebih terbuka padanya daripada orang tuaku sendiri,” kenang Aulia. ke CNNIndonesia.com.
Aulia menuturkan, kesibukan mereka membuat kedua sahabat itu jarang bertemu.
“Kalau mainnya (bersama), sudah lama sekali Tidak bermain bersama Terakhir kali saya melihatnya adalah di pasar. Entah kenapa minggu ini tidak ada chat WA. Sibuk berjualan atau tidak. Namun tidak ada firasat apapun selama ini. Hanya minggu ini aku tidak ingin meneleponnya. Aku bertanya pada ibuku, mungkin begitu. “Biasanya dekat, dan kalau mau mati memang seperti itu,” ujarnya.
Aulia berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.
Nia ditemukan tewas terkubur dengan tangan terikat dan telanjang pada Minggu sore. Kuat dugaan bahwa remaja putri yang sehari-harinya berjualan gorengan keliling desa adalah korban pembunuhan dan pemerkosaan.
(Matahari/Matahari)