Jakarta, Pahami.id –
Kasus penembakan staf Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) dalam lima, Peru, Zetro Leonardo kunomengungkapkan fakta baru.
Zetro meninggal setelah ditembak beberapa kali oleh orang asing saat bersepeda di depan apartemennya di kota Lince pada tanggal 1 September. Polisi negara Peru mengatakan Zetro ditembak oleh seorang pembunuh penembakan.
Menteri Urusan Peru Carlos Malaver juga menyatakan bahwa insiden itu adalah upaya untuk membunuh seorang pembunuh bayaran.
Malaver mengatakan pelaku sedang menunggu Zetro membuka tembakan yang membawa kepalanya lurus. Tidak ada barang zetro yang dicuri selama insiden itu.
Daftar Isi
Berikut adalah fakta -fakta terbaru dari penembakan Zetro.
1.
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kementerian Luar Negeri) mengirim catatan diplomatik ke Kementerian Luar Negeri untuk meminta agar kasus tersebut diselidiki sampai akhir.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Vahd Nabyl A. Mulachela mengatakan kedutaan Indonesia di lima orang telah berkoordinasi dengan otoritas Peru untuk terus memantau pembunuhan Zetro.
“Kedutaan besar Indonesia dalam lima juga telah menyampaikan catatan diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri sehingga proses penanganan kasus ini memiliki banyak perhatian,” Nabyl mengatakan kepada seorang wartawan pada hari Kamis (4/9).
2. Tembakan enam kali
Media lokal Peru Panamericana melaporkan bahwa Zetro “ditembak enam kali saat bersepeda” dengan istrinya di dekat rumahnya di Kota Lince pada hari Senin (1/9) malam.
Informasi sebelumnya mengatakan bahwa Zetro ditembak tiga kali. Istri Zetro aman dari penembakan. Dia dan anak -anaknya sekarang telah dipindahkan ke tempat tinggal khusus.
3. Penembak dicurigai sebagai geng kriminal Peru
Pelaku penembakan Zetro diduga sehubungan dengan geng kriminal Peru, sebuah keluarga.
Salah satu petugas yang tahu kasus ini diceritakan LA Republica Bahwa tim investigasi dikerahkan ke Risso dan menemukan bahwa Zetro dekat atau terkait dengan seorang wanita yang bekerja di sana.
“Tim telah dikerahkan ke Risso, korban tidak terkait dengan Germo, tetapi ia dilaporkan dekat atau terkait dengan seorang wanita yang bekerja di daerah itu,” kata pejabat itu.
Petugas itu mengatakan wanita itu memiliki hubungan dengan seorang pria bernama “El Chino”. Pria itu diyakini telah terlibat dalam pembunuhan Zetro.
“Beberapa angka, yang tampaknya milik wanita dengan kode Venezuela dan Kolombia, ditemukan di ponsel korban.
Menurut laporan polisi, El Chino diyakini sebagai pemimpin geng keluarga. Geng -geng ini diketahui memiliki eksploitasi seksual, perpanjangan, dan pembunuhan yang dibayar.
4. Presiden Peru meminta maaf kepada Prabowo
Presiden Peru Dina Boluarte meminta maaf kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto setelah insiden penembakan Zetro.
Menteri Luar Negeri Peru Elmer Schiser mengatakan Boluarte telah memanggil Prabowo secara langsung untuk menyampaikan permintaan maaf.
“Presiden juga meyakinkan presiden Indonesia bahwa semua sumber telah dimobilisasi untuk melakukan penyelidikan yang komprehensif, cepat, dan efisien dan mengidentifikasi dalang dan pelaku insiden berdarah ini,” kata Schialer. PanamericanaKamis (4/9).
5. Tubuh Zetro dikirim kembali ke RI
Schialer juga mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri akan mengembalikan benda Zetro pada hari berikutnya sesuai dengan prosedur hukum yang relevan. Kembalinya juga terjadi pada istri dan tiga anak almarhum.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Peru Carlos Malaver mengatakan penyelidikan insiden itu masih berlangsung. Dia memastikan bahwa partainya akan “segera” memberikan informasi konkret yang terkait dengan acara yang tidak menguntungkan ini.
(Blq/end)