Berita Fakta-fakta KPK Korsel Gagal Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Senior (CIO) Korea Selatan gagal menangkap Presiden yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeolpada Jumat (3/1).

Yoon saat ini sedang diselidiki atas tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan yang menyebabkan penerapan darurat militer pada 3 Desember.

CIO tiba di kediaman Yoon pada Jumat pagi. Namun upaya penangkapan hari itu gagal karena alasan keamanan.


Berikut fakta gagalnya penangkapan Yoon.

Diblokir oleh orang banyak dan tentara

Ribuan warga bersiaga dan mengerumuni kompleks rumah Yoon sehingga menyulitkan tim CIO menerobos kerumunan untuk menangkap Yoon.

Tak hanya itu, sejumlah tentara juga menghentikan tim investigasi yang ingin menangkap Yoon.

Menurut laporan ada sekitar 2.700 aparat keamanan dan ratusan bus bersiaga.

Tim investigasi CIO berhasil menerobos pembatas kerumunan namun mereka hanya bertemu dengan tim kuasa hukum Yoon. Badan tersebut kemudian memutuskan untuk berbelok ke kanan, sehingga gagal menangkap presiden yang dimakzulkan.

Gagal menangkap karena alasan keamanan

Dalam keterangan resminya, CIO menyatakan alasan keamanan menjadi faktor kegagalan mereka menangkap Yoon.

“Kami memutuskan bahwa pelaksanaan surat perintah penangkapan tidak mungkin dilakukan karena konfrontasi yang sedang berlangsung, dan penegakan hukum ditangguhkan karena kekhawatiran akan keselamatan personel di lokasi yang disebabkan oleh perlawanan,” menurut CIO.

Akan menangkap Yoon minggu depan

Kalaupun gagal, CIO akan mencoba menangkap Yoon lagi pada minggu depan, tepatnya 6 Januari.

“Kami berencana untuk memutuskan langkah selanjutnya setelah peninjauan,” demikian pernyataan resmi CIO

Menyesal dengan sikap Yoon yang tidak kooperatif

CIO terlibat dalam negosiasi dengan pihak Yoon ketika mereka ingin menangkapnya. Namun upaya ini berakhir dengan kegagalan.

Mereka juga belum bisa memastikan apakah Yoon ada di rumah atau tidak.

“Kami menyampaikan penyesalan yang mendalam atas perilaku tersangka yang menolak mematuhi prosedur hukum yang telah ditentukan,” demikian dikutip pernyataan CIO. Yonhap.

CIO membawa perintah penahanan dari pengadilan. Surat perintah itu muncul setelah Yoon tiga kali tidak hadir dalam panggilan pemeriksaan.

Pendukung meminta Trump untuk membantu Yoon

Pendukung Yoon mengerumuni area sekitar rumahnya sambil membawa bendera Korea Selatan dan Amerika.

Seorang wanita bernama Ahn Young Mi (60) menjadi salah satu suporter pembawa bendera kedua negara. Dia terlihat berdiri di dekat barikade polisi.

Ahn menilai kedua bendera tersebut mewakili eratnya hubungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

“[Saya berharap] AS atau [Presiden terpilih Donald] Trump akan datang dan menyelamatkan Yoon Suk Yeol,” ujarnya, dikutip Korea Herald, Jumat (3/1).

Suporter lain yang menolak disebutkan namanya membagikan miniatur bendera AS-Korea Selatan. Mengibarkan dua bendera, katanya, “menandakan aliansi” dan merupakan kekuatan bagi para pengunjuk rasa.

Beberapa pembicara bahkan meneriakkan “Trump manse!” Ungkapan ini seharusnya merupakan pujian atas intervensi AS dalam urusan Korea Selatan.

Bagi pendukung konservatif, AS dipandang sebagai pejuang kemerdekaan karena perang mereka untuk memberantas komunisme dan Perang Korea tahun 1950.

(isa/dna)