Berita Drone Hizbullah Intai Rumah Netanyahu sampai Jihad Islam Bom Israel

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Israel dikejutkan oleh drone pengintai milik kelompok milisi Hizbullah Lebanon disebut memasuki kediaman Perdana Menteri Benyamin Netanyahu.

Sementara itu, pemerkosa yang menyebabkan pembunuhan seorang dokter magang di India telah ditangkap polisi.


Berikut rangkumannya di International Flash, Selasa (20/8).

Sebuah drone pengintai milik milisi Hizbullah di Lebanon selatan disebut telah memasuki kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Israel.

“Setiap hari media Israel melaporkan bahwa drone pengintai Hizbullah mungkin telah memasuki kediaman Perdana Menteri rezim Israel di wilayah Kaisarea,” kata laporan itu.

Kaisarea adalah kota kecil di Israel antara Tel Aviv dan Haifa.

Drone tersebut, lanjut laporan itu, berhasil mengambil rekaman kediaman Netanyahu. Kabar ini langsung membuat panik dan membuat takut para pejabat Israel.

Pihak berwenang India berhasil menangkap salah satu tersangka kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter peserta pelatihan di Kolkata, India.

Biro Investigasi Pusat India menangkap seorang pria bernama Sanjay Roy, seorang petugas polisi sukarelawan sipil, yang diduga melakukan kejahatan keji di Perguruan Tinggi dan Rumah Sakit Medis RG Kar pada tanggal 9 Agustus.

India dikejutkan dengan dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang dokter magang berusia 31 tahun di RG Kar Medical College and Hospital pada 9 Agustus.

Laporan polisi menunjukkan korban diserang secara seksual dan dibunuh. Jenazahnya ditemukan pada 9 Agustus di ruang seminar rumah sakit milik pemerintah.

Hamas dan milisi Palestina, Jihad Islam, mengaku bertanggung jawab atas pemboman di pusat komersial ibu kota Tel Aviv, Israel, pada Minggu (18/8).

“[Kami] melakukan operasi bunuh diri yang terjadi pada Minggu malam di kota Tel Aviv,” demikian rilis milisi pada Senin (19/8), dikutip AFP.

Hamas dan Jihad Islam kemudian mengancam akan melakukan lebih banyak serangan serupa di Israel.

“[Serangan akan berlanjut] selama pembantaian pendudukan, pemindahan warga sipil dan kebijakan pembunuhan terus berlanjut,” tambah mereka.

(tim/dna)