Berita Drone Elang Hitam Uji Terbang di Majalengka, 24 Jam 20 Ribu Kaki

by
Berita Drone Elang Hitam Uji Terbang di Majalengka, 24 Jam 20 Ribu Kaki


Jakarta, Pahami.id

PT menarik Indonesia (PTDI) menjalankan alias tes penerbangan pengemudi Dengung Tipe Daya Tenaga Sedabilitas Long Resilience (PTTA Pria) Dinamai Elang Hitam Di Bandara Internasional Jawa Barat (BIP) KERTIJATI, Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/28).

Direktur PTDI untuk perdagangan, teknologi & pengembangan Mohammad Arif Faisal menjelaskan bahwa Drone Hitam dirancang untuk melakukan misi pengawasan dan intelijen dengan periode operasi 24 jam pada ketinggian hingga 20.000 kaki.

Dengan kemampuan itu, elang hitam dapat digunakan untuk operasi militer di pengawasan perbatasan dan daerah musuh.


Tes penerbangan di Majalengka dilakukan untuk menguji kemampuan berlayar dan kecanggihan teknologi lain yang terletak di pesawat domestik.

“Tes penerbangan ini Bukti Penguasaan teknologi utama dari desain PTTA pria mencakup desain konfigurasi sistem, sistem kontrol penerbangan otomatis, dan sistem komunikasi yang panjang untuk PTTA pria, “ARIF pada Selasa (29/7) mengatakan seperti dikutip oleh Di antara.

Misi kemanusiaan

Tidak hanya untuk militer, Arif mengatakan drone itu juga dapat digunakan untuk misi kemanusiaan seperti memantau lokasi bencana dan menemukan korban di daerah yang sulit.

Selain itu, Arif mengatakan proses uji penerbangan berhasil. Selama tes penerbangan, Black Eagle dihadiri oleh pesawat Codiac PTDI untuk meninjau kapasitas pelayaran drone.

Dia mengatakan melalui tes penerbangan ini adalah bukti bahwa keberadaan industri pertahanan domestik meningkat dan dihitung secara internasional.

“Ini bisa menjadi fakta bahwa Indonesia mampu dan siap untuk bersaing dengan negara -negara maju dalam pengembangan teknologi pertahanan di masa depan,” kata Arif.

Pengembangan Black Hawk telah dipelopori sejak 2015, di mana konsorsium baru dibentuk pada 2017. Konsorsium ini terdiri dari Kementerian Pertahanan Indonesia, Badan Penilaian dan Implementasi Teknologi (BPPT), Angkatan Udara, Institut Teknologi Bandung,

Pada tahun 2020, Brin mengumumkan bahwa Program Pengembangan Black Eagle telah ditransfer dari versi militer ke drone sipil.

Kepala Brin (pada waktu itu) seperti Tri Handoko menjelaskan transfer karena ada hambatan untuk menguasai beberapa teknologi utama. Keputusan itu juga karena hasil tes penerbangan yang gagal pada tahun 2021.

Namun, berdasarkan hasil pertemuan Pleno KKIP pada Oktober 2024, pengembangan PTTA Pria atau Kejahatan untuk tujuan militer berlanjut, dan dipimpin oleh PT sebagai Integrator utama.

(Antara/anak -anak)