Berita Demonstrasi di Bangladesh Tuntut PM Hasina Mundur, 23 Orang Tewas

by


Jakarta, Pahami.id

Sebanyak 23 orang meninggal dunia demonstrasi di dalam Bangladesh yang menuntut Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari kursi kekuasaan, Minggu (4/8).

Jumlah korban tewas tersebut berdasarkan laporan dari polisi dan dokter di Bangladesh, katanya AFP. Inspektur polisi di Dhaka, Al Helal, mengatakan salah satu korban meninggal karena disayat.

“Satu korban tewas akibat luka sayatan di bagian kepala dan satu lagi luka terkena tembakan,” ujarnya.


Demonstrasi terjadi di ibu kota Bangladesh, Dhaka dan beberapa daerah lain seperti Bogra, Pabna, Rangpur, Magur, Comilla, Barisal dan Fenni. Selama demonstrasi, terjadi bentrokan antara masyarakat yang menuntut pengunduran diri Hasina dan kelompok pro-pemerintah.

Al Helal mengatakan banyak pengunjuk rasa membawa tongkat. Polisi lain mengatakan seluruh kota telah berubah menjadi medan perang. Dia juga mengatakan pengunjuk rasa membakar mobil dan sepeda motor di luar rumah sakit.

Sebelum aksi demonstrasi ini pecah, Mahasiswa Anti Diskriminasi yang mengorganisir aksi menyatakan akan menggelar aksi damai. Namun, mereka juga memperingatkan untuk melakukan persiapan jika ada yang menyerang. Salah satu pemimpin aksi, Asif Mahmud pun meminta pendukungnya bersiap.

“Siapkan batang bambu dan bebaskan Bangladesh,” tulisnya di Facebook.

Bangladesh dilanda kekacauan sejak Juli lalu. Pada aksi massa sebelumnya, massa menuntut pemerintah membatalkan kuota pegawai negeri sipil (PNS) sebesar 30 persen bagi keluarga pejuang.

Sejumlah pihak menilai langkah ini untuk mempertahankan kekuasaan Hasina. Keputusan mengenai kuota PNS kemudian dibatalkan. Namun, demonstrasi kembali menuntut Hasina mundur. Hasina telah memerintah Bangladesh sejak 2009 dan memenangkan pemilihan umum keempat berturut-turut pada tahun ini.

Kelompok pengawas hak asasi manusia menuduh pemerintahan Hasina menyalahgunakan institusi negara untuk mempertahankan kekuasaan, menekan perbedaan pendapat, termasuk melalui pembunuhan di luar proses hukum terhadap oposisi.

(nsa/DAL)