Berita Deklarasi Istiqlal usai Kedatangan Paus Fransiskus di RI, Apa Isinya?

by


Jakarta, Pahami.id

Pemimpin Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Tahta Suci Vatikan Paus Fransiskus menandatangani Deklarasi Bersama Istiqlal pada 5 September.

Deklarasi tersebut dibacakan oleh Ketua Bidang Hubungan Antaragama dan Iman Konferensi Waligereja Katolik se-Indonesia, Christophorus Tri Harsono, didampingi beberapa tokoh agama lainnya.

Harsono mengatakan dunia sedang menghadapi dua krisis serius, yakni dehumanisasi dan perubahan iklim.


“Fenomena dehumanisasi global ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik yang seringkali mengakibatkan jumlah korban yang memprihatinkan,” kata Tri saat membacakan deklarasi tersebut.

Ia kemudian menyayangkan agama disalahgunakan hingga menimbulkan konflik dan korban jiwa.

Agama, lanjut Tri, seharusnya meningkatkan dan menjaga harkat dan martabat manusia.

Lebih lanjut Tri menjelaskan permasalahan dua krisis dunia tersebut.

“Eksploitasi manusia terhadap penciptaan rumah kita bersama [Bumi] “telah berkontribusi terhadap perubahan iklim yang memiliki berbagai konsekuensi yang merusak, bencana alam, pemanasan global, dan pola cuaca yang tidak menentu,” tambahnya.

Krisis ini sudah berlangsung lama dan menjadi hambatan bagi masyarakat.

Menyikapi dua krisis tersebut, deklarasi Istiqlal meminta beberapa poin yang dibacakan perwakilan Istiqlal Ismail Cawidu.

1. Nilai-nilai yang dianut oleh setiap tradisi agama harus dipromosikan secara efektif untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang melanda dunia kita.

Padahal, nilai-nilai agama harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, bermartabat, kasih sayang, perdamaian, dan persatuan persaudaraan untuk mengatasi dehumanisasi dan kerusakan lingkungan.

2. Para pemimpin agama khususnya yang terinspirasi oleh tradisi spiritual masing-masing harus bekerja sama untuk merespons krisis ini, mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat

3. Karena terdapat satu keluarga umat manusia di seluruh dunia, dialog antaragama harus diakui sebagai cara yang efektif untuk menyelesaikan konflik lokal, regional, dan internasional. Terlebih lagi, keyakinan dan ritual agama kita mempunyai kapasitas khusus untuk menyentuh orang lain. Sehingga menumbuhkan rasa hormat yang lebih mendalam terhadap harkat dan martabat manusia.

4. Menyadari bahwa lingkungan yang sehat, damai dan harmonis sangat penting untuk menjadi hamba Tuhan dan penjaga ciptaan yang sejati, kami menghimbau kepada seluruh manusia yang berakhlak mulia untuk mengambil tindakan tegas dalam menjaga lingkungan dan sumber dayanya karena kita telah mewarisinya. . itu dari generasi sebelumnya
dan semoga bisa mewariskannya kepada anak cucu.

(isa/bac)