Bandung, Pahami.id –
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan adalah Program Keluarga Berencana (KB). Dedi berkata, KB tidak hanya dilakukan dengan cara tertentu Vaksetomi.
Pernyataan dedi pada saat yang sama menanggapi vasektomi harmoni mui fatwa sebagai kondisi penerima Bantuan sosial. Dedi sebelumnya membutuhkan vasektomi untuk para pemimpin keluarga yang ingin menerima bantuan sosial.
“Ada banyak cara untuk KB. Jika satu cara tidak diizinkan, ada alternatif lain, hanya ingin atau tidak,” kata Dedi, di Bandung, Sabtu (3/5).
Dedi mengatakan dia ingin program KB berhasil, sebagai cara untuk mengatasi kemiskinan. Dengan KB, diharapkan untuk mengendalikan jumlah anak -anak di Jawa Barat.
“Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan adalah dengan mengendalikan jumlah anak, KB harus berhasil, saya memiliki 3 anak, cukup, tidak ingin membuat anak, tetapi tidak bertanggung jawab,” katanya.
Vasektomi adalah perhatian dari rencana pembuatan Dedi untuk membuat keluarga berencana dengan kondisi pria untuk keluarga untuk menerima berbagai bantuan dari beasiswa hingga bantuan sosial lainnya.
Dewan Ulama Indonesia (MUI) dari provinsi Jawa Barat menekankan bahwa sterilisasi pada pria atau vasektomi tidak diperbolehkan atau ilegal dalam pandangan Islam karena dianggap sebagai tindakan yang stabil.
Seharusnya tidak bertentangan dengan Syariah, pada dasarnya vasektomi adalah ilegal dan sesuai dengan para sarjana Ijtima dari Komisi Fatwa di Indonesia IV di Sekolah Perhiasan Islam Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 2012, “Ketua Jawa Barat Mui Rahafei.
Vasektomi, kata Rahmat, ada kemungkinan bahwa ada kondisi tertentu untuk menghindari risiko kesehatan yang serius dan tidak menyebabkan infertilitas permanen.
(CSR/DMI)