Jakarta, Pahami.id —
Pemimpin kelompok kriminal YakuzaTakeshi Ebisawa, Jepang terancam menerima hukuman penjara 20 tahun karena mencoba menjual bahan nuklir yang bersumber dari Myanmar.
Ebisawa disebut-sebut sedang mencoba menjual uranium dan plutonium yang diyakini akan dikirim ke Iran. Bahan-bahan ini diduga digunakan untuk membuat bom nuklir.
Ebisawa diancam penjara seumur hidup setelah ditangkap oleh otoritas Amerika Serikat.
Berdasarkan dokumen tuntutan di pengadilan Manhattan, Ebisawa menyatakan bahwa hasil penjualan bahan nuklir kemudian digunakan untuk membiayai kesepakatan pembelian senjata atas nama kelompok pemberontak etnis di Myanmar.
Kesepakatan senjata tersebut mencakup senjata militer dan rudal permukaan-ke-udara.
Karena kesepakatan itu, Ebisawa menghadapi hukuman minimal 20 tahun penjara karena perdagangan internasional bahan nuklir dan 25 tahun penjara karena upaya memperoleh rudal.
Asisten Jaksa Agung Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman, Matthew Oslen, membeberkan dugaan lebih lanjut.
“Terdakwa dituduh berkonspirasi untuk menjual bahan nuklir tingkat senjata dan narkotika mematikan dari Burma (Myanmar), dan membeli senjata militer atas nama kelompok pemberontak bersenjata,” katanya seperti dikutip. AFP.
Olsen juga mengatakan dampak operasi tersebut akan parah jika berhasil.
Jaksa menuduh Ebisawa memindahkan bahan-bahan yang mengandung uranium dan plutonium tingkat senjata, serta obat-obatan, dari Myanmar.
Ia juga menuduh Ebisawa menjadi ketua sindikat kejahatan terorganisir yang beroperasi di seluruh dunia. Kegiatan mereka meliputi penyelundupan narkotika dan senjata skala besar.
Departemen Kehakiman akan meminta pertanggungjawaban mereka yang memperdagangkan zat-zat tersebut dan mengancam keamanan nasional AS dan stabilitas internasional.
Petugas keamanan menangkap Ebisawa pada tahun 2022.
Departemen Kehakiman AS mengatakan Ebisawa dan rekan-rekannya menunjukkan sampel bahan nuklir di Thailand kepada agen yang menyamar dari Badan Penegakan Narkoba AS (DEA), seperti dikutip. CNN.
Agen tersebut menyamar sebagai penyelundup narkoba dan senjata yang memiliki hubungan dengan seorang jenderal Iran.
Sampel nuklir yang diperoleh kemudian disita oleh pihak berwenang Thailand dan diserahkan kepada penyelidik AS.
Departemen Kehakiman AS mengatakan laboratorium menentukan komposisi isotop plutonium yang ditemukan dalam Sampel Nuklir adalah tingkat senjata.
Artinya plutonium, jika diproduksi dalam jumlah yang cukup, akan cocok untuk digunakan dalam senjata nuklir, menurut Kementerian Pertahanan.
Salah satu teman Ebisawa menyatakan, mereka telah menyiapkan lebih dari 2.000 kg Thorium-232 dan lebih dari 100 kg uranium dalam senyawa U308, sejenis senyawa dalam bubuk konsentrat uranium.
(isa/dna/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);