Jakarta, Pahami.id –
Badan Narkotika Nasional (Bnn) Membongkar data tentang jumlah pengguna obat bius Di Indonesia, diperkirakan mencapai 3,3 juta yang didominasi oleh usia produktif antara 15-49 tahun.
Data tersebut disampaikan oleh kepala BNN, Komisi Pol Marthinus Hukom pada pertemuan kerja di Dewan Perwakilan Rakyat III awal pekan ini. Menurut Hukom, data didasarkan pada survei terakhir yang dilakukan pada tahun 2023.
“Meskipun tingkat prevalensi di Indonesia didasarkan pada hasil studi prevalensi 2023 dari 1,73 persen atau 3,33 juta orang,” kata Hukom dalam kinerja di ruang pertemuan Komisi Dewan Perwakilan III, Jakarta, Senin (5/5).
Selama angka ini, jumlah total uang mencapai Rp500 triliun.
5 wilayah besar
Pada kesempatan itu, Hukom juga mengungkapkan lima wilayah dengan tingkat perdagangan narkoba tertinggi di Indonesia.
Wilayah dengan tingkat distribusi obat tertinggi di Sumatra Utara sebesar 6,5 persen.
Kemudian Sumatra Selatan 5 persen, DKI Jakarta 3,3 persen, Pusat Sulawesi 2,8 persen, dan di Yogyakarta 2,3 persen.
“Berdasarkan survei prevalensi penyalahgunaan narkoba 2019 yang menunjukkan 5 wilayah tertinggi tingkat prevalensi, yaitu Sumatra Utara sebesar 6,5 persen, Sumatra Selatan sebesar 5 persen dari DKI Jakarta sebesar 3,3 persen, pusat Sulawesi adalah 2,8 persen, wilayah khusus Yogyakarta sebesar 2,3 persen.
Tokoh global dan dominasi ganja
Dalam penampilannya, Hukom juga mengungkapkan tingkat perdagangan narkoba global yang telah menyentuh 296 juta atau 5,8 persen dari populasi dunia.
Tingginya jumlah didominasi oleh penyalahgunaan ganja dari 219 juta pengguna.
“Penyalahgunaan narkoba global adalah 5,8 persen atau 296 juta orang di dunia menyalahgunakan obat -obatan, dengan penyalahgunaan total ganja,” katanya.
(Thr/Kid)