Jakarta, Pahami.id –
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memulai percakapan langsung dengan Iran tentang program nuklirnya pada hari Sabtu (12/4).
Pengumuman mengejutkan ini dinyatakan oleh Trump ketika menghibur Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih pada hari Senin (7/4).
Trump menyatakan harapannya bahwa diskusi langka dengan Iran dapat mengakibatkan perjanjian dengan Teheran. Dia juga memperingatkan bahwa Iran akan berada dalam “bahaya besar” jika percakapan gagal.
“Kami berurusan dengan Iran. Kami mengadakan pertemuan besar pada hari Sabtu, dan kami akan berbicara langsung dengan mereka,” kata Trump kepada wartawan yang disebutkan Afp.
Trump tidak menyebutkan lokasi percakapan, tetapi menekankan bahwa pertemuan as-Iran tidak akan melibatkan perwakilan atau pihak ketiga dan akan berlangsung di tingkat “hampir tertinggi”.
“Saya pikir jika percakapan ini tidak berhasil, Iran akan berada dalam bahaya besar, saya tidak suka mengatakannya, tetapi itu benar dalam bahaya, karena mereka tidak dapat memiliki senjata nuklir,” kata Trump.
Pengumuman mengejutkan ini terjadi sehari setelah Iran menolak negosiasi langsung terkait dengan perjanjian baru untuk membatasi program nuklir negara itu, mengatakan idenya tidak berguna.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengungkapkan bahwa “tingkat diskusi tidak langsung yang tinggi” dengan AS akan terjadi di Oman.
“Iran dan Amerika Serikat akan bertemu di Oman pada hari Sabtu di tingkat tinggi,” kata Araghchi dalam platform media sosial X.
“Ini pada saat yang sama peluang dan tes. Sekarang bola ada di tangan Amerika Serikat,” katanya.
Peningkatan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat meningkat setelah Trump, untuk pertama kalinya sebagai presiden, menarik AS dari kesepakatan nuklir dengan Teheran pada tahun 2018.
Sejak itu, spekulasi luas telah muncul bahwa Israel, mungkin dengan dukungan AS, akan menyerang fasilitas nuklir Iran jika perjanjian baru tidak tercapai.
(AFP/RDS)