Berita Biden Restui Ukraina Pakai Senjata Buatan AS Serang Rusia

by


Jakarta, Pahami.id

Presiden Joe Biden menerima Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang Rusia.

Hal itu diungkapkan Biden usai menilai situasi mendesak dalam situasi perang Ukraina-Rusia.

Ini juga merupakan keputusan pertama presiden AS yang mengesahkan tanggapan militer terbatas terhadap artileri perang, pangkalan udara, dan pusat komando di negara-negara yang terkena dampak konflik.


“Presiden baru-baru ini memerintahkan pasukannya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok AS untuk melakukan serangan balik di wilayah Kharkiv, sehingga Ukraina dapat merespons serangan pasukan Rusia atau bersiap untuk menyerang mereka,” kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, dikutip. Waktu New York.

Namun, pejabat Gedung Putih bersikeras bahwa izin tersebut digunakan sebagai tindakan pembelaan diri. Mereka juga menegaskan kembali perjanjian sebelumnya, termasuk jenis senjata artileri yang diberikan kepada Ukraina.

“Kebijakan kami dalam melarang penggunaan ATACMS atau serangan jarak jauh di Rusia tidak berubah,” tambahnya.

Sebelumnya, AS mengirimkan beberapa paket bantuan senjata ke Ukraina. Beberapa senjata tersebut merupakan rudal jarak jauh yang penggunaannya harus mengacu pada aturan yang telah ditentukan.

Melihat situasi tersebut, muncul sejumlah polemik terkait reaksi Rusia setelah melihat senjata AS digunakan oleh Ukraina.

Akibatnya, pertimbangan atas keputusan Biden diawasi secara ketat dan dibatasi oleh beberapa pejabat Gedung Putih.

Pasalnya, AS juga telah menyampaikan pernyataannya kepada Ukraina melalui kunjungan Menteri Luar Negeri Anthony J. Blinken pada pekan lalu. Blinken memperingatkan embargo senjata AS selama 27 bulan ke depan.

Larangan ini kemudian menempatkan Ukraina pada posisi berbahaya. Namun, penasihat presiden Jake Sullivan berpendapat bahwa geografi pertempuran di sekitar Ukraina bisa menjadi pengecualian sebagai garis pertahanan diri.

Setelah melalui berbagai dilema, pejabat Gedung Putih sepakat untuk mencabut larangan tersebut pada 13 Mei.

Sebaliknya, juru bicara Pentagon Sabrina Singh bersikeras mempertahankan ketentuan lama mengenai penggunaan senjata AS di Ukraina.

“Bantuan keamanan yang kami berikan kepada Ukraina akan digunakan di Ukraina, dan kami tidak mendorong serangan atau memungkinkan serangan di dalam wilayah Rusia,” kata Singh.

Meski demikian, keputusan Biden akan tetap dijalankan sesuai prosedur. Para pejabat AS juga memperkirakan serangan terhadap Ukraina dengan menggunakan senjatanya akan dimulai dalam beberapa jam atau bahkan beberapa hari.

(val/dna)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);