Jakarta, Pahami.id —
Israel terus melancarkan invasi ke Jalur Gaza Palestina dan tidak menunjukkan potensi perdamaian.
Krisis kemanusiaan semakin mengkhawatirkan dengan adanya laporan terbaru mengenai kematian 20 ribu warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Laporan dari Al Jazeera18 organisasi kemanusiaan dan PBB menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Dukungan terhadap rakyat Palestina bergema di berbagai penjuru dunia, terutama dengan adanya demonstrasi.
Namun, tidak semua negara mendukung diperbolehkannya warganya berdemonstrasi mendukung Palestina. Banyak negara Barat yang melarang warganya berdemonstrasi membela Palestina. Bahkan, mereka kerap menekankan kebebasan berpendapat.
Menteri Dalam Negeri Perancis telah meminta pemerintah daerah untuk melarang semua demonstrasi pro-Palestina karena dapat memicu sentimen anti-Semit. Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak rakyat Prancis untuk tidak mengubah perang di Timur Tengah menjadi konflik internal, dikutip dari Associated Press.
[Gambas:Video CNN]
Bahkan, pemerintah Prancis menyemprotkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa agar segera bubar.
“Jangan kita membawa petualangan ideologis di sini (ke Prancis) dengan meniru atau memproyeksikan. Jangan menambah perpecahan nasional ke perpecahan internasional,” kata Macron.
Seorang anggota parlemen Inggris, Paul Bristow, juga dicopot dari jabatannya karena menyerukan gencatan senjata di Gaza. Bristow mengirim surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak menyerukan diakhirinya perang secara permanen.
Dilansir dari Arab News, Sunak sebenarnya mendukung jeda kemanusiaan di Gaza, namun ia tidak mendukung gencatan senjata dengan alasan Israel berhak mempertahankan diri.
Pemerintah Inggris menilai komentar Bristow tidak sejalan dengan prinsip tanggung jawab kolektif.
Oktober lalu, anggota parlemen Konservatif, Crispin Blunt, juga ditegur karena mengatakan Inggris mungkin terlibat dalam kejahatan perang di Gaza.
Sama seperti Prancis, pemerintah Inggris menilai demonstrasi yang terjadi di Inggris bisa menimbulkan sentimen anti-Semit.
Pemerintah Jerman juga menolak dan melarang dukungan masyarakat terhadap Palestina. Sejak awal serangan Hamas, Jerman tak goyah untuk terus mendukung Israel.
Dikutip dari The Nation, Kanselir Jerman Olaf Scholz bahkan sempat mengunjungi Israel dan Mesir dan mengatakan bahwa Israel berhak membela diri.
Penduduk distrik Neukolln, selatan Berlin, yang mayoritas penduduknya Arab dan Palestina, melancarkan demonstrasi yang dikutuk oleh pasukan keamanan. Polisi menggunakan semprotan merica, meriam air dan penghalang lainnya.
Alasan yang diberikan oleh pemerintah Jerman tidak jelas karena kekhawatiran akan bahaya. Pemerintah berasumsi bahwa majelis rakyat akan mengeluarkan slogan-slogan anti-Semit yang menghasut.
(bpa/bac)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);