Berita Bencana Dunia Imbas 2 Tahun Perang Rusia-Ukraina

by


Jakarta, Pahami.id

Perang Rusia Dan Ukraina telah mengakibatkan berbagai bencana dan krisis global sejak pecah pada 24 Februari 2022.

Pasalnya, perang tersebut membawa sejumlah dampak negatif. Pertama, terganggunya ketahanan energi dan pasokan gas di Eropa.

Dilansir dari situs Komisi Eropa, sektor energi Uni Eropa (UE) mengalami permasalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak kedua negara bekas Uni Soviet berperang.


Maklum saja, hampir separuh impor gas Uni Eropa berasal dari Rusia. Perang telah memutus pasokan gas.

Namun, UE harus mengurangi ketergantungan ini karena penerapan sanksi ekonomi dan energi terhadap Rusia akibat invasi mereka ke Ukraina.

Pada tahun 2021, jumlah gas yang diimpor Uni Eropa dari Rusia sebanyak 150 meter kubik (bcm). Angka ini harus dipotong hampir setengahnya menjadi hanya 80 bcm pada tahun 2022.

Kemudian pada tahun 2023, ketergantungan UE terhadap gas Rusia akan turun kembali menjadi hanya 15 persen, yaitu sekitar 43 bcm.

Selain energi, perang Rusia-Ukraina juga menyebabkan harga gandum, jagung, dan kedelai naik.

Harga gandum naik 3 persen menjadi 689,25 sen per gantang pada 17 Juli 2023, menyusul keputusan Rusia untuk menarik diri dari perjanjian ekspor gandum Ukraina.

Kontrak berjangka jagung juga melonjak hingga 526,5 sen per gantang, diikuti oleh kontrak berjangka kedelai hingga 1,388.75 sen per gantang.

Menurut pakar perdagangan global dari University of St. Gallen Simon J. Evenett, pembubaran perjanjian Laut Hitam merupakan pukulan telak bagi negara-negara yang membutuhkan gandum dari Ukraina. Hal ini karena Ukraina merupakan salah satu produsen gandum dan sereal terkemuka di dunia.

Seiring dengan permasalahan tersebut, inflasi sedang merajalela di dunia, khususnya di Eropa.

Inflasi tahunan di zona euro mencapai rekor tertinggi sebesar 10,7 persen pada Oktober 2022. Hal ini disebabkan oleh krisis energi dan kenaikan tajam harga pangan.

Negara-negara yang terkena volatilitas pasar energi, seperti Estonia dan Lithuania, bahkan mengalami inflasi tahunan di atas 20 persen.

(blq/agustus)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);