Jakarta, Pahami.id —
Presiden Rusia VladimirPutin mengancam akan menyerang ibu kota UkrainaKyiv, dengan rudal hipersonik baru Kremlin, Oreshnik.
Dalam konferensi pers pada Kamis (28/11), Putin mengatakan bahwa Rusia tidak menutup kemungkinan untuk menyerang fasilitas utama Ukraina seperti pangkalan militer dan pusat pengambilan keputusan.
“Kami tidak menutup kemungkinan penggunaan Oreshnik terhadap sasaran militer, industri militer atau pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kyiv,” kata Putin dalam konferensi pers di ibu kota Kazakhstan, Astana, Kamis (28/11).
Putin mencontohkan, Rusia berhasil menguji coba rudal Oreshnik yang memiliki kerusakan sangat besar. Rudal tersebut sangat kuat sehingga memiliki kekuatan yang setara dengan serangan nuklir atau “serangan meteor”.
Apa spesifikasi rudal Oreshnik?
Rudal Oreshnik merupakan rudal balistik jarak menengah yang memiliki jangkauan 3.000-5.500 kilometer.
Rudal tersebut pertama kali diperkenalkan Putin pada 21 November, saat Rusia menguji coba rudal tersebut di wilayah Dnipro Ukraina.
Menurut para ahli, rudal Oreshnik memiliki banyak kemiripan dengan rudal lain yang pernah dikembangkan Rusia.
Pentagon mengatakan Oreshnik merupakan pengembangan dari rudal RS-26 Rubezh Rusia, sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang telah diuji sejak 2011.
Laporan dari Waktu New Yorknama Oreshnik berarti “pohon kemiri”. Kata tersebut mengacu pada submunisinya yang mirip kemiri, menurut Timothy Wright, pakar rudal Rusia di Institut Internasional untuk Studi Strategis.
Wright menjelaskan, ada beberapa perbedaan fisik antara sistem rudal Oreshnik dan Rubezh. Diantaranya adalah pecahan rudal yang jatuh berukuran lingkar sekitar tiga setengah kaki, dibandingkan dengan Rubezh yang berukuran hampir enam kaki.
Ini mungkin karena Oreshnik dirancang untuk menempuh jarak yang lebih pendek dibandingkan Rubezh.
Sebagai rudal balistik antarbenua, Rubezh secara efektif mampu mencapai sasaran di mana pun di Bumi, sementara rudal balistik jarak menengah seperti Oreshnik hanya dapat terbang sekitar 3.140 mil. Kisaran ini memungkinkannya menjangkau sebagian besar Eropa.
“Sistem ini telah dikembangkan selama beberapa waktu,” kata Jeffrey Lewis, pakar nonproliferasi nuklir di Middlebury Institute of International Studies.
Menurut pejabat Ukraina, Oreshnik dapat membawa enam hulu ledak, masing-masing disertai enam subminion. Hal ini terlihat dari serangan Oreshnik di Dnipro pekan lalu.
Senada dengan itu, pakar militer Rusia Anatoly Matviychuk juga meyakini Oreshnik dapat membawa enam hingga delapan hulu ledak konvensional atau nuklir.
Rudal ini juga mampu bergerak dengan kecepatan minimal Mach 5 atau lima kali kecepatan suara. Selain itu, Oreshnik dapat bermanuver di tengah penerbangan sehingga membuat operasinya lebih sulit dideteksi dan dicegat, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Menurut klaim Putin, “saat ini tidak ada cara untuk melawan senjata (Oreshnik) ini”.
Ia pun menegaskan akan terus melakukan uji coba termasuk dalam kondisi pertempuran.
Peluncuran rudal Oreshnik sendiri terjadi sebagai respons atas pasokan ATACMS AS dari Rusia ke Ukraina.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberi lampu hijau kepada Ukraina pada Minggu (17/11) untuk menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) untuk menyerang beberapa sasaran di Rusia.
Izin ini diberikan Biden di saat situasi di Ukraina semakin menegangkan karena kehadiran pasukan Korea Utara membantu Rusia di Kursk dan karena serangan signifikan Kremlin baru-baru ini ke kota-kota di Ukraina timur.
Rusia telah lama memperingatkan bahwa penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina dari negara-negara Barat akan menjadi perang terbuka antara Rusia dan negara-negara Barat.
Ukraina yakin Rusia memiliki setidaknya 10 rudal Oreshnik di gudang senjatanya.
(blq/baca)