Berita Alasan Semua Kampus Muhammadiyah Dilarang Beri Profesor Kehormatan

by


Jakarta, Pahami.id

Ketua hlm Muhammadiyah Haedar Nashir menyutradarai semua universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) untuk tidak memberikan gelar profesor kehormatan kepada siapa pun.

Haedar menjelaskan bahwa pesan itu disampaikan sehubungan dengan lembaga dan profesi dan tidak hanya karena berbicara.

“Pesan kami dari PP Muhammadiyah, PTMA tidak bergabung dengan cinta profesor kehormatan, seperti yang dilampirkan oleh profesor pada profesi dan institusi, karena itu adalah posisi,” kata Haedar dalam pidatonya di upacara pembukaan Muhammadiyah Purwokerto sebagai Pursoi, Islam Pursoi sebagai Pursoi. Auditorium UMP UMP UMP, Banyumas Regency, Central Java (10/4).


Pada kesempatan itu, Haedar mengakui bahwa tidak ada surat formal dari PP Muhammadiyah yang mengendalikan larangan tersebut. Namun, ia berharap banding akan dibuat untuk mempertahankan kehormatan PTMA.

Ketika dikonfirmasi oleh Ordo, Ketua PP Muhammadiyah Dadater Kahmad mengatakan bahwa larangan ‘Profesor Kehormatan’ didistribusikan ke semua PTMA.

“Pidato ketum segera didistribusikan ke semua PTMA dan memperhatikan semua pemimpin PTMA,” katanya saat dihubungi Cnnindonesia.com Melalui aplikasi pesan online, Jumat (11/4).

Ketika ditanya tentang surat edaran atau perintah yang akan dibuat untuk masalah ini, ia tidak dapat mengkonfirmasi. Termasuk tanggapan dari Forum Kanselir Pendidikan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (FR PTMA).

Biasanya, dadu mengatakan, itu akan diikuti oleh pp Muhammadiyah pp.

“Yah, biasanya Dewan Penelitian dan Pengembangan diikuti,” kata Daduang.

Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua PP Muhammadiyah dalam pendidikan Irwan Akib mengatakan bahwa larangan yang dibuat oleh Haedar adalah bentuk kepedulian terhadap fenomena kampus ‘mengetahui’ gelar kehormatan akademik.

Namun, Irwan melanjutkan, PP Muhammadiyah menolak untuk campur tangan dalam keputusan kampus yang telah memberikan kehormatan akademis, termasuk gelar profesor kehormatan.

“Kita tidak bisa campur tangan di dalamnya, itu hak mereka,” kata Irwan ketika dihubungi.

Pada kesempatan itu, Irwan mengatakan bahwa tidak ada 162 PTMA sejauh ini memberikan gelar akademik kepada siapa pun.

“Belum, jika tidak, sejauh ini belum pernah ada,” katanya.

Dia mengatakan bahwa semua PTMA berada di tempat pertama untuk membangun pemahaman bahwa profesor adalah posisi akademik tertinggi yang diberikan kepada dosen.

Irwan juga memastikan bahwa 431 profesor yang dimiliki oleh PTMA adalah semua dosen yang telah memenuhi kebutuhan akademik. Jenis pertemuan kum (skor kredit dosen), penerbitan makalah ilmiah dalam jurnal reputasi internasional dan sebagainya.

“Menurut prosedur yang ada,” kata Irwan.

(MAb/anak -anak)