Jakarta, Pahami.id —
Presiden terpilih Prabu Subianto mengaku masih menunggu parpol lain untuk bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah bersamanya Gibran Rakabuming Raka datang
Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Umum Tahun 2024, pelantikan presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada 20 Oktober.
“Sekarang saya tunggu, siapa lagi yang mau bergabung?” kata Prabowo dalam pidatonya pada penutupan Kongres III NasDem, Jakarta, Selasa (27/8).
Ia pun mengaku tak masalah jika terlihat membangun aliansi yang sangat gemuk di pemerintahan dengan Gibran. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang sangat besar sehingga membangunnya juga membutuhkan kekuatan yang besar.
Bangsa kita besar, bangsa Indonesia sama dengan Eropa, ada 28 negara, kita satu negara, ujarnya sambil menunjukkan masih membuka pintu bagi partai lain untuk bergabung dalam pemerintahan.
Pasca Pilpres 2024, mayoritas parpol menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Partai NasDem, PKS, dan PKB yang pada Pilpres 2024 mengusung Anies-Cak Imin sudah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran.
Kemudian, PPP dan Perindo yang pada Pilpres lalu juga berselisih dengan Prabowo-Gibran karena mendukung Ganjar-Mahfud, sudah menyatakan dukungannya.
Selain parpol di luar Gabungan Indonesia Maju, pendukung Prabowo-Gibran juga cukup banyak di KIM, yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, Prima, Gelora, dan Garuda.
Dengan demikian, PDI Perjuangan merupakan partai yang masih berada di luar koalisi pengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Pada Mei 2024, politikus PDIP Aria Bima membeberkan beberapa alasan mengapa partainya belum mengumumkan sikap akan masuk atau keluar dari pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Bimo, sapaan akrabnya, mengatakan PDIP tidak akan menjadi oposisi. Namun PDIP akan menjadi kekuatan penyeimbang atau check and balance di parlemen atau legislatif.
Mengapa PDI Perjuangan tidak memutuskan menjadi partai oposisi, melainkan partai yang menyeimbangkan dan memperkuat fungsinya. checks and balances di legislatif,” kata Bimo di kompleks parlemen, Kamis (29/5).
(mnf/chri)