Berita Aktivis Global Sumud Flotilla yang Ditangkap Israel Bakal Dideportasi

by
Berita Aktivis Global Sumud Flotilla yang Ditangkap Israel Bakal Dideportasi


Jakarta, Pahami.id

Israel mengatakan bahwa pada hari Kamis (2/10) akan ada aktivis pro-Palestina yang mereka tangkap saat mencegat armada global armada Sumud (GSF) Dalam perjalanan ke Gaza. Israel mengklaim bahwa tidak ada kapal yang berhasil menembus pembatasan maritimnya.

Armada GSF dari sekitar 45 kapal memulai pelayarannya membawa bantuan ke Gaza sejak bulan lalu. Setiap kapal diluncurkan oleh politisi dan aktivis, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.

Angkatan Laut Israel telah dicegat oleh satu kapal GSF di laut sejak Rabu di perairan mereka yang mengaku berada di bawah blok.


“Tidak ada kapal pesiar provokatif Hamas-Sumud yang berhasil memasuki zona pertempuran aktif atau melanggar pembatasan laut yang sah,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan, dilaporkan oleh AFP.

“Salah satu kapal terakhir dari provokasi masih jauh, jika mendekati, upayanya untuk memasuki zona pertempuran aktif dan melanggar pembatasan juga akan dicegah,” tambahnya.

Berdasarkan berita Ert Mengutip Menteri Luar Negeri Yunani George Gerapetritis, 39 dari sekitar 45 kapal terganggu dan menuju ke kota pelabuhan Israel Ashdod.

“Semua penumpang dalam kondisi baik, tidak ada kekerasan,” kata Gerapetritis.

Israel mengatakan para aktivis akan dikirim kembali ke Eropa, tanpa menyebutkan tujuan mereka.

“Penumpang Hamas-Sumud di kapal perjalanan mereka ke Israel dengan aman dan aman, di mana prosedur pengusiran mereka ke Eropa akan dimulai,” kata kementerian luar negeri pada X, mengunggah foto Thunberg dan aktivis lain di atas kapal.

Hamas mengutuk armada GSF Israel dengan menyebutnya ‘kejahatan bajakan dan kekerasan maritim’.

Solidaritas dengan Palestina telah berevolusi secara global dan telah memobilisasi aksi internasional. Sekarang banyak aktivis dan pemerintah telah mengkritik Israel atas tindakan mereka di Gaza.

Spanyol dan Italia, yang kedua, mengirim pengawal angkatan laut untuk melindungi warganya di armada GSF, mendesak para aktivis untuk berhenti sebelum memasuki zona pengecualian yang menyatakan Israel di lepas pantai Gaza.

Kapal GSF awalnya berlayar dari beberapa pelabuhan di Eropa. Setelah berhenti selama 10 hari di Tunisia, mereka melanjutkan perjalanan mereka pada 15 September.

GSF berjanji untuk melanjutkan upaya mereka untuk mematahkan pengepungan dan mengirim bantuan ke Gaza meskipun ada gangguan yang mereka sebut taktik “intimidasi” oleh pasukan Israel.

Mereka mengatakan dalam X bahwa itu tetap “dijaga ketika memasuki daerah di mana armada sebelumnya dicegat dan/atau diserang”. Israel memblokir kampanye armada yang sama pada bulan Juni dan Juli.

(FEA)