Berita Aktivis 98 Tegaskan Tak Ada yang Disisihkan dalam Amnesti dan Abolisi

by
Berita Aktivis 98 Tegaskan Tak Ada yang Disisihkan dalam Amnesti dan Abolisi


Jakarta, Pahami.id

Aktivis dan eksponen dari gerakan siswa 1998, Haris Rusly Moti, bersikeras bahwa memberikan pemindahan kepada Thomas Lembong dan pengampunan kepada Hasto Kristiando dan beberapa tokoh lainnya, bukanlah bentuk kemenangan atau satu -satunya kekalahan dari yang lain.

Langkah ini adalah bagian dari upaya untuk mengulangi persatuan nasional setelah dinamika politik presiden.

Menurut Haris, dalam momentum menjelang peringatan 80 tahun Republik Indonesia, penting bagi semua pemimpin nasional untuk memberikan contoh dalam membangun harmoni dan persaudaraan.


Ini sejalan dengan pesan Presiden Prabowo Subianto yang sering menekankan pentingnya persatuan dan persatuan di antara para elit sebagai kunci kemajuan negara.

“Tidak ada yang diabaikan, tidak ada yang dikalahkan. Amnesti dan eliminasi adalah langkah perdamaian, bukan medan perang untuk menang atau kalah,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis, Kamis (7/8).

Dia juga memperingatkan bahwa sejarah panjang orang Indonesia mempertahankan cedera dari bagian politik, keduanya dari usia tua, tatanan baru, hingga era reformasi. Polarisasi yang muncul dalam berbagai pemilihan, katanya, menciptakan jarak emosional antara kelompok masyarakat dan pemimpin politik.

“Misi besar yang dibawa oleh Presiden Prabowo bersama dengan tokoh -tokoh lain adalah untuk meninjau kembali celah -celah. Ini bukan masalah kekuatan, tetapi masalah penyembuhan luka historis yang telah diwarisi terlalu lama,” kata Haris.

Upaya untuk mempertahankan persatuan ini, ia melanjutkan, tercermin dalam berbagai ukuran presiden Prabowo, termasuk persahabatan dengan kediaman mantan presiden Megawati Soekarnoputri, sebuah pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, untuk melakukan angka silang di berbagai forum.

“Harmoni para pemimpin negara adalah cerminan dari harmoni rakyatnya, jadi persatuan harus terus dijaga, tidak hanya melalui simbol, tetapi juga melalui keputusan yang mencerminkan niat baik,” katanya.

Haris juga menghargai langkah -langkah pembicara parlemen Indonesia Sufmi Dasco Ahmad, dan Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, yang memainkan peran dalam proses perdamaian.

Dia menganggap sinergi di seluruh pemimpin dan lembaga sebagai kunci untuk mengatasi berbagai tantangan nasional, dari tekanan geopolitik hingga upaya pembangunan ekonomi.

Menurutnya, di negara -negara demokratis, perbedaan politik adalah alami dan dilindungi oleh Konstitusi. Tetapi perbedaan ini, lanjutnya, tidak mungkin menjadi alasan untuk mempertajam bagian atau mencegah proses perdamaian.

Menghadapi tantangan geopolitik dan upaya untuk mewujudkan Program Strategis Pemerintah Prabowo-Gibran, Harmony and Unity adalah persyaratan yang mendesak. Namun, ini tidak berarti mengabaikan perbedaan dalam pandangan politik yang dijamin oleh Konstitusi.

Haris juga menyambut sikap ketua Megawati PDIP yang mendukung pemerintah dengan menjadi keseimbangan yang kritis dan konstruktif.

“Di bidang demokrasi, perbedaan pendapat adalah umum, Konstitusi 1945 menjamin hal itu,” katanya.

(Rir/rir)