Jakarta, Pahami.id —
Massa Aksi Kamis menggelar aksi menuntut keadilan terhadap siswi SMKN 4 Semarang, mendiang Gamma Rizkynata Oktafandy (17) di depan Mabes Polda Jawa TengahSemarang, Kamis (12/12).
Gamma tewas akibat ditembak anggota Satres Narkoba Polres Semarang, Aipda Robig Zainudin. Aipda sudah mendapat keputusan etik untuk memecat, namun yang bersangkutan telah mengajukan banding. Selain itu, dalam kasus pidana yang dilaporkan keluarga korban, Aipda Robig telah ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam aksi Kamis di depan Mapolda Jateng siang tadi, masyarakat pun menuntut Kapolrestabes Semarang Kompol Irwan Anwar dipecat.
Tuntutan keluarga korban masih sama yaitu menuntut Kapolres Semarang dicopot dari jabatannya karena diduga memanipulasi fakta, kata perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang. , Fajar M Andika saat memberikan sambutan, Kamis, di depan Mapolda Jateng.
Pasalnya, kata dia, Kapolrestabes Semarang menggambarkan Gamma sebagai pelaku perkelahian yang menyerang dan ditembak oleh Aipda Robig.
“Saat kami melakukan pemeriksaan dan dikonfirmasi dengan video CCTV dan sidang etik kemarin, kami melihat penembakan itu dilakukan tanpa pandang bulu. Kami tegaskan tidak ada penyerangan terhadap pelaku,” lanjutnya.
Massa aksi Kamis Kamis malam itu pun mengecam tindakan Kapolrestabes Semarang yang diduga menutup-nutupi penembakan siswa SMKN 4 Semarang.
“Kami merasa Kapolri memberikan pernyataan yang tidak konsisten sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat dan mempengaruhi korban untuk melakukan penyerangan. Itu tidak terjadi sama sekali,” jelasnya.
Berdasarkan bukti-bukti yang kita miliki saat ini, sudah sepantasnya Kapolres memecat Kapolres Semarang, lanjutnya.
Massa aksi Semarang tiba di Mapolda Jateng sekitar pukul 16.30 WIB. Massa yang mengenakan pakaian hitam dan payung hadir sambil mengangkat poster bertuliskan ‘Robig Tak Bilang, Tiba-Tiba Tembak Siswa’, ‘Hukuman Berat Tewaskan Polisi’, ‘Pekerjaan Polisi Pamer Prestasi, Lupa Evaluasi’, ‘Robig Malu Dipecat Malah Dipecat’ Menarik’.
Aksi tersebut juga diwarnai dengan puisi dan pidato para aktivis yang hadir untuk menyuarakan keprihatinannya terkait kasus penembakan Gamma. Salah satunya artis asal Semarang, Basa Basuki (57), yang tegas menyuarakan keprihatinannya meski usianya tak lagi muda.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak seluruh peserta aksi untuk mendoakan Gamma dan meminta mereka terus memantau kasus Gamma hingga Aipda Robig dihukum seberat-beratnya.
Sementara itu, Koordinator Aksi Kamis Semarang, Fathul Munif mengatakan, aksi malam itu juga mengharuskan Polri melakukan asesmen besar-besaran. Sebab, kasus pembunuhan yang dilakukan polisi disebut-sebut marak terjadi.
Ia mengecam tindakan polisi yang dirasa menutupi kesalahan Aipda Robig yang membunuh seorang mahasiswa. Ia berharap tindakan tersebut bisa mengakibatkan Kapolres Semarang dimutasi.
“Dalam hal ini Kapolri terlibat dalam obstruksi keadilan atau obstruksi dalam kasus pembunuhan ini,” ujarnya.
“Dia aktif melakukan pencemaran nama baik, lebih dari itu melanggar etika, melanggar norma, bahkan melanggar nilai kemanusiaannya sendiri,” lanjutnya dalam aksi yang berakhir pada pukul 18.00 WIB.
Peristiwa penembakan di Jalan Candi Penataran, Semarang terjadi pada Minggu (24/11) pagi WIB. Peluru tersebut mengenai tiga siswa SMK, yakni Gamma yang tewas akibat luka di pinggang, A tertembak di dada, dan S tertembak di tangan kiri.
Sebelumnya, Polrestabes Semarang melalui Kapolres Irwan menyatakan Aipda Robig melepaskan tembakan karena melerai perkelahian yang melibatkan korban yang mengaku anggota polisi tersebut akan diserang dengan senjata tajam.
Namun berdasarkan pemeriksaan Propam Polda Jateng, penembakan tersebut bukan merupakan upaya melerai perkelahian.
Keluarga Gamma juga membantah korban terlibat dengan gangster atau penjahat seperti yang dituduhkan Polrestabes Semarang.
Dalam rapat dengan Komisi III DPR, Irwan mengaku sudah meminta maaf kepada keluarga Gamma, warga Semarang, dan siap dievaluasi.
“Kami selaku atasan Brigadir R memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta maaf kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Semarang, khususnya keluarga besar mendiang Ananda Gamma,” kata Irwandi dalam rapat dengan Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (3 /12).
“Saya siap bertanggung jawab penuh, siap diadili, apapun bahasanya, saya siap menerima akibat dari kejadian ini,” lanjutnya.
Baca berita selengkapnya Di Sini.
(tim/anak-anak)