Jakarta, Pahami.id —
Almamater Presiden Korea Selatan Yoon Suk YeolSekolah Menengah Chungam, menerima ancaman dan hinaan setelah drama darurat militer.
Yoon dan beberapa orang yang diduga terlibat dalam drama hukum militer merupakan alumni SMA Chungam.
Beberapa di antaranya termasuk komandan Komando Intelijen Pertahanan Yeo In-hyung, mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, dan Menteri Dalam Negeri saat itu Lee Sang-min. Mereka mendapat julukan “Klan Chungam”.
Media Korea Selatan, Korea Herald, memberitakan siswa SMA Chungam mendapat ancaman.
“Setelah insiden darurat militer, mahasiswa Chungam menjadi sasaran penghinaan dan ancaman,” kata laporan itu. Pemberita KoreaRabu (12/12).
Mereka juga melaporkan bahwa staf SMA Chungam menerima serangkaian panggilan telepon sebagai protes terhadap darurat militer Yoon.
Untuk mencegah ancaman tersebut, pihak sekolah mengizinkan siswanya untuk tidak mengenakan seragam hingga Februari 2025.
SMA Chungam juga meminta polisi meningkatkan keamanan di sekitar sekolah.
Tak hanya itu, OSIS SMA Chungam mengeluarkan pernyataan resmi yang menolak darurat militer dan menyebut tindakan Yoon salah.
“OSIS SMA Chungam sangat setuju dengan kemarahan negara yang dipicu oleh insiden 3 Desember itu,” kata pernyataan itu.
Yoon dan rekan-rekannya, lanjut mereka, lulus dari Chungam sekitar 40 tahun yang lalu. Mereka tidak lagi terhubung ke sekolah menengah.
“[Mereka] tidak memiliki hubungan apa pun dengan siswa mana pun saat ini,” lanjut pernyataan itu.
Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember. Penetapan ini ditolak oleh parlemen dan rakyat.
Anggota parlemen kemudian mengadakan pleno luar biasa untuk membahas darurat militer dan setuju untuk menolaknya.
Segera setelah itu, Yoon mencabut darurat militer. Namun kemarahan warga tidak hilang begitu saja.
Warga menyerukan agar Yoon mundur karena dianggap menghasut kekacauan.
(isa/rds)