Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bersikeras bahwa dia tidak akan menarik pasukannya dari Jalur Gaza, Palestinadi tengah masalah perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Perdana Menteri, Netanyahu menegaskan bahwa dia akan secara jelas dan konsisten meraih kemenangan di Gaza.
“Bahwa akan ada kemenangan mutlak atas Hamas dalam perang ini,” demikian pernyataan Kantor PM seperti dikutip Al JazeeraRabu (31/1).
Netanyahu juga membantah laporan bahwa Israel akan membuat konsesi besar sebagai imbalan atas kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas.
“Setiap laporan atau kebocoran di media yang menyatakan akan ada konsesi besar yang dibuat oleh Israel sebagai imbalan atas perjanjian penahanan itu sepenuhnya tidak benar,” kata pernyataan itu.
Netanyahu juga menegaskan tidak akan menarik pasukan dari Gaza dan tidak akan melepaskan ribuan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Pernyataan itu disampaikan Netanyahu di hadapan massa umat beragama di sebuah lembaga keagamaan di Tepi Barat.
Kerumunan itu berisi orang-orang yang sangat konservatif sehingga kata-kata yang diucapkannya agak kasar.
Netanyahu tampaknya ingin mengumpulkan lebih banyak suara dukungan karena baru-baru ini ia dilanda protes besar-besaran oleh warga Israel yang menyerukan pengunduran dirinya.
Protes tersebut terutama disebabkan oleh kegagalan pemerintah Israel dalam melindungi negaranya dari serangan Hamas dan membebaskan sekitar 136 sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza sejak invasi pecah pada awal Oktober.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang juga tergabung dalam koalisi Netanyahu, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa koalisi akan dibubarkan jika pemerintah membuat kesepakatan yang dianggap buruk atau tidak menguntungkan bagi Israel.
Ben-Gvir pada dasarnya mengancam akan menghancurkan pemerintah jika Netanyahu menandatangani perjanjian untuk memulangkan para sandera.
Oposisi Israel Yair Lapid juga memposting pernyataan yang mengatakan kesepakatan apa pun yang dipilih Netanyahu mengenai pembebasan sandera akan dia dukung jika kelompok sayap kanan meninggalkan aliansi tersebut.
Sebelumnya, pembahasan mengenai usulan gencatan senjata Israel dengan Hamas disebut membuahkan hasil positif. Pembicaraan tersebut melibatkan pejabat dari Amerika Serikat, Mesir, Qatar dan Israel.
Salah satu pembahasannya membahas soal pembebasan sandera dari kedua belah pihak. Dalam usulan gencatan senjata terbaru ini disebutkan akan ada jeda pertempuran selama 45 hari dan pembebasan 35 sandera Israel dengan imbalan 4.000 tahanan Palestina.
Saat ini, usulan tersebut disebut sedang diajukan kepada pimpinan Hamas.
Di tengah upaya gencatan senjata, Israel terus menyerang Jalur Gaza dan Tepi Barat. Agresi brutal Israel terhadap Palestina sejak 7 Oktober telah menewaskan 26.751 orang dan melukai lebih dari 65.000 lainnya.
Kebanyakan korban yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan.
(blq/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);