Jakarta, Pahami.id —
Sejumlah ahli mengungkapkan bahwa perusahaan keamanan teknologi masuk Cina meretas akun pemerintah kepada aktivis dari negara lain seperti Thailand Dan Bahasa inggris.
Analis dari SentinelLabs dan Malwarebytes mengatakan I-Soon, sebuah perusahaan swasta yang bersaing untuk mendapatkan kontrak pemerintah Tiongkok, telah menyusupi lebih dari selusin rekening pemerintah asing.
Pemerintah negara-negara yang dikatakan telah diretas termasuk Thailand, Vietnam, India, Korea Selatan, dan Inggris.
I-Soon bahkan disebut-sebut telah meretas akun aktivis, universitas, dan aliansi militer NATO.
Analis mengatakan data yang diretas I-Soon diunggah minggu lalu ke repositori perangkat lunak online GitHub oleh individu yang tidak dikenal.
Data yang bocor memberikan beberapa rincian paling konkrit yang dapat dilihat secara bebas saat ini. Data ini juga mengungkapkan sifat matang ekosistem spionase dunia maya Tiongkok, kata analis SentinelLabs. AFPKamis (22/2).
Hingga Kamis pagi, situs I-Soon belum dapat diakses publik. Namun, arsip internet situs tersebut menyatakan bahwa I-Soon berbasis di Shanghai dengan anak perusahaan tersebar di Beijing, Sichuan, Jiangsu dan Zhejiang.
I-Soon tidak menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China mengaku belum mengetahui soal kasus tersebut.
“Secara prinsip, Tiongkok dengan tegas menentang segala bentuk serangan dunia maya dan bertindak melawannya sesuai dengan hukum,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning.
Data yang bocor sendiri berisi ratusan log obrolan, presentasi, dan daftar target.
AFP menemukan daftar yang tampaknya milik departemen pemerintah Thailand dan Inggris di antara kebocoran tersebut. AFP juga menemukan tangkapan layar akun Facebook seseorang.
Tangkapan layar lainnya menunjukkan perselisihan antara karyawan dan supervisor mengenai gaji, serta dokumen yang menjelaskan perangkat lunak yang dimaksudkan untuk mengakses email Outlook target.
“Seperti yang ditunjukkan oleh dokumen yang bocor, kontraktor pihak ketiga memainkan peran penting dalam memfasilitasi dan melaksanakan banyak operasi ofensif Tiongkok di dunia maya,” kata analis SentinelLabs.
Dalam tangkapan layar aplikasi media sosial tersebut juga terdapat data kantor kementerian luar negeri, kantor kementerian luar negeri ASEAN, kantor perdana menteri, badan intelijen nasional, dan kementerian pemerintah lainnya dari negara yang tidak disebutkan namanya.
Analis yang memeriksa file tersebut juga mengatakan I-Soon menawarkan pelanggan kemampuan untuk meretas akun seseorang di platform X (sebelumnya Twitter), memantau aktivitas mereka, membaca pesan pribadi, dan membuat postingan.
Mereka juga menggambarkan bagaimana perusahaan mengakses dan mengambil alih komputer orang dari jarak jauh dan memungkinkan peretas untuk menjalankan perintah dan memantau apa yang mereka ketik.
Layanan lainnya adalah cara untuk membobol iPhone Apple dan sistem operasi ponsel cerdas lainnya serta perangkat keras khusus.
Peneliti Malwarebytes Pieter Arntz mengatakan kebocoran tersebut kemungkinan akan “mengguncang entitas yang terkena dampak”.
“Misalnya, hal ini dapat mengakibatkan perubahan dalam diplomasi internasional dan mengungkap lubang pada keamanan nasional beberapa negara,” kata Arntz.
Biro Investigasi Federal (FBI) melaporkan bahwa Tiongkok memiliki program peretasan terbesar di dunia.
Beijing membantah tuduhan ini dan menuduh Amerika Serikat memiliki sejarah spionase dunia maya di masa lalu.
(blq/baca)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);