Berita 4 Skenario Presiden Israel Jawab Permintaan Ampun Netanyahu

by
Berita 4 Skenario Presiden Israel Jawab Permintaan Ampun Netanyahu

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Presiden Israel Ishak Herzog Dihadapkan pada tiga skenario rumit terkait permintaan pengampunan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu pada kasus korupsi.

Netanyahu mengajukan permintaan resmi untuk dibebaskan dari tuduhan korupsi yang dia bantah, yang segera memicu perdebatan dalam negeri.


Permintaan Netanyahu datang pada saat yang sensitif, karena Israel memasuki tahun pemilu yang dijadwalkan pada Oktober mendatang, kecuali jika dipercepat.

Sejak persidangan dimulai pada tahun 2020, Netanyahu menolak mengakui kesalahannya, meskipun peraturan Israel mengharuskan pengakuan bersalah sebelum presiden dapat memberikan pengampunan.

Dalam posisi ini, apapun keputusan yang diambil, Herzog sepertinya tidak akan menyenangkan semua orang.

Berikut empat skenario rumit yang dihadapi Herzog seperti yang disebutkan Agensi Anadolu.

Netanyahu yang ditolak atau diampuni tetap ‘menang’

Menurut analis dan jurnalis ternama Israel Hayom, Bini Ashkenazi, permintaan Netanyahu merupakan upaya PM untuk menyelamatkan dirinya guna memperbesar kekuasaannya menjelang pemilu.

“Netanyahu tahu peluangnya untuk menerima pengampunan sangat kecil, namun langkah ini dapat mengalihkan perdebatan publik yang ramai mengenai amandemen undang-undang penyimpanan militer Israel, yang merupakan tantangan politik besar baginya, ke isu meminta pengampunan,” kata Ashkenazi.

Menurutnya, meski memicu protes, langkah Netanyahu untuk mencari amnesti atas kasus korupsinya “akan menguntungkan kampanye pemilu Netanyahu.”

“Kalau dia (Netanyahu) diampuni, itu prestasi yang luar biasa, kalau ditolak bisa mempertanyakan tuduhan korupsi terhadapnya tidak berdasar bahkan presiden pun tidak mau memaafkannya (karena presiden sepertinya tidak melakukan kesalahan apa pun),” jelas Ashkenazi.

Permintaan belas kasihan ditolak

Herzog bisa saja menganggap pengakuan belas kasihan Netanyahu sebagai cara ninjanya. Namun, hal itu bisa dilakukan jika Netanyahu mengakui perbuatannya dan mundur dari politik.

Menurut Ashkenazi, jika skenario ini terjadi, hal ini akan menyenangkan pihak oposisi namun akan membuat marah partai yang berkuasa, Likud dan sekutunya, yang dapat memicu ketegangan politik dalam negeri lebih lanjut.

“Penolakan akan menyenangkan pihak oposisi namun menimbulkan kemarahan di kubu Likud dan para pendukungnya yang dapat memperburuk keadaan di negara ini,” kata Ashkenazi.

Permintaan pengampunan diterima

Skenario kedua, jika permintaan pengampunan disetujui, sekutu Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump akan senang, namun pihak oposisi akan marah.

Sebab, pada 12 November, Trump secara resmi mengirimkan surat kepada Herzog yang mendesaknya memberikan pengampunan kepada Netanyahu.

“Jika Herzog menyetujui permintaan tersebut, hal itu akan memicu demonstrasi besar, seperti halnya reformasi peradilan yang memicu protes massal pada tahun 2023 dan Herzog sangat menyadari konsekuensinya,” ujarnya.

Pengampunan bersyarat

Skenario ketiga adalah perjanjian kompromi dalam bentuk amnesti bersyarat, menurut analis Israel Hayom Elianore Kaufman.

Menurut sumber, Herzog diyakini akan mencoba merumuskan jalan tengah untuk mengurangi ketegangan dan menenangkan situasi, kata Kaufman.

“Herzog dapat memberikan pengampunan bersyarat, seperti pengampunan dengan syarat Netanyahu pensiun dari kehidupan politik, mendukung penyelidikan invasi Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023, atau mengeluarkan reformasi hukum dan media,” ujarnya.

Menurut Kaufman, Herzog dapat mengumpulkan Jaksa Agung, Kantor Presiden dan perwakilan Netanyahu untuk merundingkan kompromi.

“Namun, orang-orang yang dekat dengan Netanyahu telah menegaskan bahwa pengunduran dirinya dari politik tidak dipertimbangkan,” kata Kaufman.

(RNP/RDS)