Berita Basarnas Jelaskan Beda Data dengan BNPB Soal Korban Banjir Sumatra

by
Berita Basarnas Jelaskan Beda Data dengan BNPB Soal Korban Banjir Sumatra


Jakarta, Pahami.id

Kepala Badan SAR Nasional (BASARNAS) Mohammad Syafi’i membeberkan alasan perbedaan data dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Bnpb) mengenai jumlah korban banjir bandang dan tanah longsor Di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Hingga Selasa (2/12), Basarnas mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tersebut mencapai 583 orang dan 553 orang hilang. Sementara itu, BNPB mencatat jumlah korban meninggal mencapai 712 orang dan jumlah orang hilang sebanyak 507 orang.

Syafi’i tak menampik adanya perbedaan data. Menurut dia, perbedaan data itu berdasarkan penemuan dan transfer di lapangan.


Berbeda dengan BASARNA yang hanya berasal dari tim di lapangan, data BNPB bisa diperoleh dari masyarakat, kepala daerah, serta TNI dan Polri.

Karena BNPB koordinator seluruh angkatan, bisa mendapat informasi dari pemerintah daerah, ada yang dari TNI, ada yang dari Polri, kata Syafi’i di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12).

Meski begitu, Syafi’i memastikan data Basarnas tetap bisa diperhitungkan. Menurut dia, data tersebut akan digunakan untuk pendampingan dan rehabilitasi korban.

Namun apa yang dilakukan badan SAR nasional sebenarnya akan bertanggung jawab, karena terkait dengan kompensasi, dengan hak keluarga, ujarnya.

Berdasarkan data BNPB yang dikutip dari situs resminya, jumlah korban meninggal sebanyak 712 orang di tiga wilayah terdampak. Sedangkan 507 orang hilang.

Rinciannya, jumlah korban meninggal di Aceh sebanyak 218 orang dan 227 orang hilang. Kemudian di Sumut sebanyak 301 orang meninggal dunia dan 163 orang hilang. Kemudian di Sumbar, meninggal 193 orang dan hilang 117 orang.

Banjir bandang dan tanah longsor melanda sekitar 50 kabupaten/kota di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Ribuan rumah rusak parah akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi sepekan lalu.

Center for Economic and Legal Studies (CELIOS) memperkirakan kerugian akibat banjir dan tanah longsor mencapai Rp68,67 triliun.

(thr/fr)