Berita 3 Eks PM Israel ‘Keroyok’ Netanyahu sampai Tuntut Mundur

by

Jakarta, Pahami.id

Tiga mantan perdana menteri Israel ‘bersatu’ di PM Benyamin Netanyahu menyusul invasi militer ke Jalur Gaza, Palestina, yang pecah pada 7 Oktober.

Dua pendahulu Netanyahu bahkan menuntut agar Bibi, sapaan akrabnya, mundur.


Mantan Perdana Menteri Ehud Barak, dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar Israel Haaretz, menyerukan agar Netanyahu dipecat sebagai perdana menteri karena dia dianggap “tidak layak untuk memimpin.”

Barak, yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri pertahanan Israel, mengatakan Netanyahu “tidak mampu mengelola” kompleksitas situasi saat ini di Israel, seperti dikutip oleh Al Jazeera.

Dia mengatakan, “Netanyahu harus mundur sebelum konsekuensi kelemahannya menjadi tidak dapat diubah.”

Dia juga menyerukan pembentukan pemerintahan persatuan nasional “tanpa Netanyahu dan ekstremis sayap kanan” di dalamnya.

Seruan Barak serupa dengan tuntutan mantan PM Israel lainnya, Yair Lapid. Lapid yang kini menjadi oposisi Israel menyebut Netanyahu telah kehilangan kepercayaan masyarakat setelah gagal menghadapi serangan Hamas pada 7 Oktober.

[Gambas:Video CNN]

“Netanyahu tidak bisa tetap menjadi Perdana Menteri Israel. Kita membutuhkan pemerintahan untuk pemulihan negara ini. Dia harus mundur sekarang,” kata Lapid seperti dikutip CNNRabu (15/11).

“Kita tidak bisa membiarkan diri kita memiliki perdana menteri yang kehilangan kepercayaan publik, baik dari sudut pandang sosial dan keamanan,” ujarnya lagi, dalam wawancara dengan Channel 12 Israel.

Menurut Lapid, pemerintahan Israel saat ini sebenarnya tidak berfungsi. Faktanya, yang melakukan hal yang benar adalah lembaga pertahanan Israel.

“Kita perlu mengubah pemerintahan,” tegasnya.

Meski demikian, Lapid juga menyebut saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menggelar pemilu. Sebaliknya, tindakan terbaik bagi Partai Likud Netanyahu adalah menggulingkan pemimpin veteran tersebut dan menggantinya dengan tokoh partai lain.

Mantan PM Israel lainnya, Ehud Olmert, juga mengkritik Netanyahu terkait konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Olmert mengatakan Netanyahu telah “hancur secara emosional” karena gagal menjaga keamanan nasional setelah serangan Hamas.

Olmert juga percaya bahwa Netanyahu telah salah memperhitungkan tanggapannya terhadap serangan Hamas dan ambisinya untuk sepenuhnya mengendalikan keamanan di Jalur Gaza.

Bahkan, ia mengklaim Netanyahu mendapat tekanan akibat tekanan masyarakat dan pihak oposisi yang mendesaknya mundur.

[Netanyahu] telah menyusut. Dia hancur secara emosional, itu sudah pasti. Maksudku, sesuatu yang buruk sedang terjadi padanya. Bibi [sapaan akrab Netanyahu] telah bekerja sepanjang hidupnya dengan mempercayai kepura-puraan palsu bahwa dia adalah Tuan. Keamanan. Dia adalah Tuan. Omong kosong,” kata Olmert dalam sebuah wawancara dengan Politik.

“Setiap menit dia berperan sebagai perdana menteri, setiap menit dia membahayakan Israel. Saya serius. Saya yakin Amerika memahami bahwa dia [Netanyahu] dalam kondisi buruk,” tambahnya.

Jajak pendapat pada awal November menunjukkan mayoritas atau 76 persen warga Israel menginginkan Netanyahu mundur.

Beberapa jajak pendapat bulan lalu juga menunjukkan bahwa Netanyahu akan kalah jika pemilu diadakan sekarang.

Dalam sebuah jajak pendapat pada pertengahan Oktober, tampak bahwa mayoritas warga Israel percaya bahwa kegagalan mencegah serangan Hamas mengindikasikan adanya “bencana kepemimpinan” di tangan Netanyahu.

Dua pertiga responden bahkan menyerukan siapa pun menggantikan Netanyahu sebagai PM Israel.

(rds/bac)

[Gambas:Video CNN]


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);