Tiga dari 38 menteri kabinet Israel menentang perjanjian gencatan senjata di Semenanjung GazaPalestina.
Ketiga menteri tersebut termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dari Jewish Power, sebuah partai politik sayap kanan Israel yang dipimpinnya sendiri.
Dua menteri lainnya juga berasal dari partai yang sama dengan Ben-Gvir. Namun, tidak ada yang menyebutkan siapa dua menteri lainnya selain Ben-Gvir yang menolak kesepakatan ini.
Pada Rabu (22/11), mayoritas kabinet Israel menyetujui gencatan senjata dengan imbalan kesepakatan pertukaran sandera di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Kesepakatan itu dicapai tak lama setelah tekanan dari warga Israel belakangan ini semakin meningkat, meminta pemerintah berusaha membebaskan para sandera.
Keputusan itu diambil dalam pemungutan suara yang digelar kabinet pada Selasa (21/11) sore hingga Rabu (22/11) dini hari.
“Kami telah mengambil keputusan sulit malam ini, tapi ini adalah keputusan yang tepat,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet Israel Rabu dini hari usai pertemuan.
Meskipun demikian, Netanyahu memperingatkan bahwa agresi Israel terhadap Gaza akan terus berlanjut sampai tujuan negaranya tercapai.
“Saya ingin memperjelas. Kami sedang berperang dan akan terus berjuang sampai kami mencapai semua tujuan kami, menghancurkan Hamas, dan membebaskan semua sandera dan warga negara kami yang hilang,” kata Netanyahu.
“Kami akan memastikan tidak ada lagi entitas di Gaza yang akan mengancam Israel,” imbuhnya seperti dikutip Pos Yerusalem.
Dikutip Zaman IsraelNamun detail kesepakatan antara Hamas dan Israel terkait gencatan senjata masih belum jelas. Namun gencatan senjata ini merupakan yang pertama sejak invasi Israel ke Gaza akibat serangan Hamas pada 7 Oktober.
Perjanjian gencatan senjata dilaporkan mencakup pembebasan sekitar 50 dari 200 sandera Hamas. Israel juga setuju untuk memulangkan sekitar 150 tahanan Palestina yang telah dijatuhi hukuman penjara di negara tersebut.
Agresi Israel terhadap Palestina terus berlanjut dan semakin meluas sejak pecahnya perang dengan Hamas pada 7 Oktober.
Hingga Rabu (22/11), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan jumlah korban tewas akibat agresi Israel mencapai 14.128 orang. Sebanyak 5.600 orang di antaranya adalah anak-anak dan 3.550 orang perempuan.
(blq/dna/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);