Jakarta, Pahami.id –
POLISI mencatat 15 orang yang menjadi korban pada saat pertempuran Rizieq Shihab Isi kuliah dalam kegelapan ancaman, Jawa Tengah, Rabu (7/23).
Rincian, empat petugas kepolisian nasional, sembilan orang dari organisasi Walisongo Laskar Sabilillah Indonesia (PWI-LS) dan dua Islam Persaudaraan Depan (FPI).
“Empat polisi nasional terluka, dengan dua anggota dirujuk ke Rumah Sakit Medika Siaga dan dua lainnya menerima perawatan dari polisi distrik distrik.
“Dari FPI, dua orang menderita cedera kepala. Pada korban korban, kontradiktor akan memfasilitasi biaya perawatan untuk para korban yang dirawat dalam penyakit itu,” katanya.
Eko menjelaskan bahwa sebelum kegiatan membaca yang dihadiri oleh Rizieq diadakan, partainya mengadakan pertemuan koordinasi keamanan pada hari Rabu (16/7) di kantor Kerbangpolinmas di pemanah.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah, Kodim 0711, kantor polisi, serta unsur -unsur organisasi FPI dan PWI LS.
Selama pertemuan, semua pihak sepakat dengan pernyataan bersama yang berisi komitmen bahwa kegiatan terus berjalan dengan aman, tidak melanggar perdamaian atau hukum publik.
“(Kemudian) tidak memindahkan sejumlah besar massa, isi kuliah tidak provokatif, dan semua pihak mempertahankan harmoni, persatuan dan persatuan,” kata Eko.
Tidak hanya itu, Eko mengatakan partainya juga mengadakan pertemuan koordinasi keamanan teknis sebelum kegiatan berlangsung. Dia mengatakan total 675 anggota telah ditempatkan untuk keselamatan.
“Kegiatan keagamaan ini berlangsung dari Rabu sore dari jam 15:00 hingga Kamis pagi pukul 3:45,” katanya.
Eko mengatakan bentrokan itu terjadi dari 23:00 WIB hingga 23.30 WIB. Bentrokan antara PWI LS dan FPI berjarak sekitar 50 meter dari panggung utama.
Meskipun bentrokan itu, Eko mengatakan acara membaca terus lancar hingga pukul 01.00.
“Kami mencoba untuk mendapatkan aktivitas maksimal dari awal hingga akhir, dan setelah insiden itu, kami segera pindah,” katanya.
Selain itu, Eco memastikan bahwa situasi di Kampung Pegundan secara bertahap dan dikendalikan. Petugas polisi terus tinggal di sekitar lokasi untuk mengharapkan potensi gangguan lebih lanjut dan untuk menjamin keselamatan penduduk.
Eko meminta para pemimpin PWI LS dan FPI untuk bersama untuk mengendalikan anggota mereka, menahan diri dari tindakan konfrontatif, dan mendukung penciptaan situasi Kamtibmas.
“Kami meminta para pemimpin kelompok kedua -baik PWI LS dan FPI, memberi anggota anggota. Tidak ada lagi bentrokan, tidak ada korban.
Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat Public Polisi Regional Java, Kombes Artanto memohon kepada publik untuk menjadikan acara ini sebagai pelajaran penting untuk memperkuat persatuan dan menghindari kekerasan dalam bentuk apa pun.
“Kami mengundang semua orang Jawa Tengah, terutama di distribusi distribusi, untuk mempertahankan perdamaian, menahan diri, dan tidak mudah diprovokasi.
(FRA/DIS/FRA)