Kamboja pada tahun 2012 berpenduduk sekitar 12 juta jiwa.
Australia mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Kamboja untuk menyelesaikan masalah pencari suaka di Asia Tenggara.
Menteri Imigrasi Scott Morrison akan menandatangani perjanjian ini di Kamboja, pada Jumat (26/09).
Dia mengatakan pencari suaka yang pergi ke Kamboja bisa memulai hidup baru di sana.
“Dukungan akan diberikan untuk membuat mereka mandiri,” kata Morrison.
Kesepakatan itu segera dikritik oleh para aktivis yang mengatakan skema itu tidak cukup untuk memberikan perlindungan kepada pencari suaka.
Mereka menuduh Australia gagal memenuhi kewajiban internasionalnya dengan mengirimkan pencari suaka ke “negara miskin” yang tidak mampu menangani pengungsi.
Berdasarkan kebijakan sebelumnya, pencari suaka yang datang ke Australia dengan kapal akan langsung ditahan dan diproses di lepas pantai. Jika mereka benar-benar pengungsi, mereka akan dimukimkan kembali di luar Australia.
sumber gambar, Gambar Getty
Perekonomian Kamboja ditopang oleh sektor garmen dan pariwisata.
Media Kamboja, Pos Phnom Penhmelaporkan bahwa beberapa pejabat Australia telah mengunjungi kemungkinan lokasi pemukiman, yaitu wilayah ibu kota dan wilayah pesisir barat daya Provinsi Preah Sihanou.
Direktur Jenderal Departemen Imigrasi Kamboja Sok Phal mengatakan pengungsi akan mudah berintegrasi dengan masyarakat.
Namun senator Partai Hijau Australia Sarah Hanson-Young mengatakan Australia telah memperlakukan Kamboja sebagai “tempat pembuangan manusia”.
