Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Tujuan, dan Jenis

by
Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Tujuan, dan Jenis
Group of pets: dog, cat, bird, rabbit

Tahukah kamu kalau saat ini, ada sekitar 8.7 juta spesies di dunia? Itu pun belum termasuk bakteri, lho! Oleh karena itu, kita memerlukan sistem klasifikasi makhluk hidup untuk mempermudah penggolongan spesies yang sangat banyak tersebut.

Sistem klasifikasi makhluk hidup adalah penggolongan makhluk hidup ke dalam beberapa kelompok berdasarkan kesamaan ciri yang mereka miliki. Lalu, apa sih manfaat klasifikasi makhluk hidup? Dan apa pentingnya bagi kehidupan kita? Yuk, simak baik-baik penjelasan berikut ini.

Pentingnya Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Sistem klasifikasi makhluk hidup dibuat dengan alasan yang penting, lho teman-teman. Berikut ini manfaat klasifikasi makhluk hidup bagi kehidupan kita.

Mengetahui Hubungan Kekerabatan Makhluk Hidup

Manfaat pertama dari sistem klasifikasi makhluk hidup yaitu membantu kita dalam mengenali hubungan kekerabatan antara makhluk hidup. Melalui tingkat takson, kita dapat mengetahui bahwa suatu spesies memiliki garis keturunan dan kekerabatan yang sama dengan spesies lainnya.

Menyeragamkan Nama 

Selanjutnya, sistem klasifikasi makhluk hidup yang jelas bermanfaat dalam penyeragaman nama spesies. Terdapat ketentuan penamaan nama spesies berdasarkan tingkatan takson. Hal ini mencegah adanya dua spesies dengan nama yang sama.

Mempermudah Mempelajari Makhluk Hidup

Dengan adanya penggolongan yang jelas, kita dapat mempelajari dan mengenali makhluk hidup dengan mudah. Selain itu, kita juga bisa membedakan makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Ini karena makhluk hidup yang berada dalam satu kelompok pasti memiliki banyak kesamaan ciri.

Jenis Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Terdapat 3 jenis sistem yang dapat kita gunakan dalam mengelompokkan makhluk hidup. Apa saja sistem klasifikasi makhluk hidup tersebut? 

Sistem Klasifikasi Alami

Yang pertama adalah sistem klasifikasi alami. Sistem ini telah ada sejak lama. Tokoh yang mempeloporinya adalah Aristoteles.

Sistem ini masih sangat sederhana. Kita dapat menggolongkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang terlihat (morfologi). Sistem klasifikasi alami ini hanya memiliki dua kingdom, yaitu kingdom hewan dan tumbuhan. 

Sistem Klasifikasi Buatan

Kingdom hewan kemudian dibedakan berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan kingdom tumbuhan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

Semakin lama, makhluk hidup semakin berkembang jenisnya. Sistem klasifikasi alami tidak lagi efektif untuk mengelompokkan makhluk hidup. Oleh karena itu, Carolus Linnaeus, atau yang kita kenal sebagai bapak taksonomi dunia, mencetuskan sistem yang baru, yaitu sistem klasifikasi buatan. Sistem menjelaskan klasifikasi makhluk hidup dengan lebih baik, sehingga kita mudah memahaminya.

Pada sistem buatan, makhluk hidup dapat kita klasifikasikan berdasarkan struktur morfologi dan anatominya menjadi beberapa tingkatan (takson).

Berikut ini tingkatan klasifikasi (takson) yang ada pada sistem klasifikasi buatan.

  • Kingdom
  • Filum untuk hewan dan Divisi untuk tumbuhan
  • Ordo (bangsa)
  • Famili (suku)
  • Genus (marga)
  • Spesies (jenis)

Semakin ke bawah, persamaan yang ada antara sesama makhluk hidup akan semakin banyak, namun jumlah anggotanya semakin sedikit. Begitu pula sebaliknya. Untuk penamaan suatu spesies, kita dapat mengikuti aturan berikut:

Genus + spesies

Contoh: manusia – Homo sapiens

kucing – Felis catus

Sistem Klasifikasi Filogenik

Yang terakhir adalah sistem klasifikasi filogenik. Sistem ini mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan garis keturunan serta hubungan kekerabatannya. Untuk mengetahui kedua hal tersebut, kita dapat melihat dari morfologi, anatomi, fisiologi, serta perilaku dari suatu makhluk hidup.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai sistem klasifikasi makhluk hidup yang wajib kamu ketahui. Sekarang, jadi tidak bingung lagi kan, dalam mengelompokkan makhluk hidup?