Ciri dan Klasifikasi Jamur

by
Ciri dan Klasifikasi Jamur

Tahukah kamu saat ini telah tercatat sekitar 69.000 spesies jamur di dunia? Itu pun masih sebagian kecil dari jumlah perkiraan semua spesies jamur yang ada. Dari spesies yang sangat banyak ini, kita dapat menggolongkannya ke dalam beberapa klasifikasi jamur.

Namun sebelum mempelajari macam-macam klasifikasi jamur, kamu sudah tahu belum mengenai apa itu jamur serta ciri khasnya? Yuk, pahami dulu definisi dan ciri dari jamur.

Definisi dan Ciri Kingdom Fungi

Kingdom fungi adalah sekelompok organisme eukariotik yang memiliki berbagai macam bentuk, mulai dari mikroorganisme hingga ke organisme yang cukup besar ukurannya. 

Banyak orang yang mengira jamur termasuk ke dalam jenis tumbuhan. Padahal, kingdom fungi ini sangat berbeda dengan kingdom plantae, lho! Berikut ini beberapa ciri kingdom fungi yang membedakannya dengan plantae.

  • Multiseluler, memiliki sel banyak.
  • Eukariotik, tiap selnya memiliki inti sel.
  • Heterotrof, berbeda dengan plantae, animalia tidak bisa membuat makanannya sendiri.
  • Reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual.
  • Memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin.
  • Tubuh tersusun dari sel-sel panjang berbentuk benang (hifa). 
  • Memiliki 4 cara hidup, yaitu saprofit, simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.

Klasifikasi Kingdom Fungi

Nah, kalau tadi kita sudah membahas ciri jamur secara umum, sekarang kita akan membahas ciri yang lebih spesifik. Berdasarkan ciri spesifiknya, kita dapat mengklasifikasikan jamur menjadi 4 filum, yaitu zygomycota, ascomycota, basidiomycota, dan deuteromycota.

Zygomycota

Filum jamur yang pertama adalah zygomycota. Jamur zygomycota memiliki spora dengan dinding tebal dan hifanya tidak bersekat (senositik). Zygomycota bereproduksi secara seksual melalui pembentukan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya melalui pembentukan sporangiospora. 

Zygomycota memiliki 3 cara hidup, yaitu simbiosis parasitisme, komensalisme, dan saprofit. Saprofit adalah hidup dengan cara mendapatkan nutrisi dari lingkungan sekitar.

Contoh fungi zygomycota adalah jamur mikroorganisme yang membantu proses fermentasi, yaitu rhizopus oryzae dan rhizopus stolonifer.

Ascomycota

Selanjutnya adalah ascomycota. Berbeda dengan zygomycota, hifa pada ascomycota memiliki sekat. Jamur ascomycota memiliki alat khusus untuk membentuk spora, yaitu askus. Reproduksi seksual ascomycota berlangsung melalui pembentukan askospora. Sedangkan reproduksi aseksual melalui pembentukan konidia. 

Ascomycota hidup secara saprofit, bersimbiosis parasitisme, dan komensalisme. Contoh jamur ascomycota adalah jamur ragi, yaitu Saccharomyces cerevisiae.

Basidiomycota

Kemudian, klasifikasi jamur yang selanjutnya adalah basidiomycota. Sama dengan ascomycota, struktur jamur basidiomycota juga tersusun atas hida yang bersekat. 

Basidiomycota bereproduksi dengan dua cara, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi seksualnya berlangsung melalui pembentukan basidiospora dan reproduksi aseksualnya secara pembentukan konidia, oidia, dan klamidospora. Contoh dari basidiomycota adalah jamur yang bisa kita konsumsi, yaitu jamur merang dan jamur kuping.

Deuteromycota

Dan yang terakhir adalah deuteromycota. Deuteromycota memiliki hifa yang bersekat. Pada umumnya, deuteromycota hidup secara saprofit dan parasit.

Lain dengan jamur-jamur lainnya, deuteromycota belum memiliki cara reproduksi seksualnya. Oleh karena itu, jamur ini hanya melakukan reproduksi secara aseksual. Yaitu dengan pembentukan konidia. Contoh dari deuteromycota adalah jamur hyphomycetes.

Nah, itu dia beberapa klasifikasi jamur yang ada di sekitar kita. Ternyata, jamur itu sangat beragam ya jenisnya. Pantas saja ada banyak sekali spesies jamur yang ada di dunia.