Indonesia. Bersama, Jakarta – Makan sekali dalam sehari disebut juga dengan omad, sejenis puasa intermiten yang membatasi jumlah asupan kalori. Saat mengikuti diet omad, seseorang hanya makan satu kali sehari. Mereka tidak akan makan atau minum apapun yang berkalori tinggi sampai malam hari.
Meluncurkan Berita Medis Hari Ini, paman diet menggunakan rasio 23:1. Artinya, 23 jam sehari dihabiskan untuk berpuasa, dan 1 jam lagi dihabiskan untuk mengonsumsi kalori.
Satu kali makan sehari dikategorikan sebagai salah satu metode puasa intermiten yang paling ekstrem. Diet ini menciptakan defisit kalori yang dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Kutipan Jalur Kesehatan, pola makan sekali sehari membuat kalori yang diterima tubuh menjadi terbatas. Pembatasan kalori ini menyebabkan hilangnya lemak hingga massa tubuh berkurang.
Sebuah studi pada orang dewasa sehat menemukan bahwa membatasi asupan kalori hingga 4 jam di malam hari secara signifikan mengurangi lemak tubuh. Analisis lain yang melibatkan 50.660 orang juga menunjukkan manfaat makan 1-2 kali sehari. Peserta ditemukan mengalami penurunan indeks massa tubuh (BMI) tahunan dibandingkan dengan mereka yang makan 3 kali sehari.
Selain menurunkan berat badan, diet sekali sehari juga membantu menurunkan gula darah, mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol jahat, dan mengurangi penanda peradangan (termasuk protein C-reaktif).
Diet sekali sehari juga menawarkan manfaat bagi kesehatan sistem saraf. Diantaranya adalah memperlambat degenerasi saraf dan meningkatkan harapan hidup.
Namun, karena termasuk diet ekstrem, makan sekali sehari dapat menimbulkan risiko kesehatan yang tinggi. Seperti peningkatan rasa lapar yang ekstrim dan masalah dengan perubahan metabolisme.
Dilaporkan dari Klinik ClevelandMengikuti diet Omad bukan berarti mengabaikan asupan kalori sehat Pastikan Anda tetap mengonsumsi 1.500-2.500 kalori pada waktu makan.
HARAPAN DELFI ANA
Pilihan Editor: Berikut 5 bahaya makan sekali sehari
