Berita Zelensky Tolak Rencana AS Akhiri Perang yang Dinilai Rugikan Ukraina

by
Berita Zelensky Tolak Rencana AS Akhiri Perang yang Dinilai Rugikan Ukraina


Jakarta, Pahami.id

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menegaskan penolakannya terhadap rencana Amerika Serikat untuk mengakhiri perang Rusia. Ia menilai usulan tersebut berpotensi “pengkhianatan”. Ukraina Karena hal ini memberi Moskow keuntungan strategis.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menekankan bahwa Eropa tetap mendukung penuh Kyiv. Ia menyoroti “dukungan penuh dan penuh” bagi Ukraina dalam mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.


Rencana yang diajukan Washington disebut tidak mencakup Eropa. Beberapa negara Uni Eropa dikabarkan khawatir karena usulan tersebut dianggap mengakhiri perang dengan syarat yang terlalu menguntungkan Rusia.

Berlin juga menekankan bahwa garis depan yang ada saat ini harus menjadi dasar diskusi apa pun, berbeda dengan rencana AS yang akan langsung menyerahkan wilayah yang luas ke Moskow.

Kremlin mendesak negosiasi

Sementara itu, Kremlin menilai kemenangan bisa diraih, baik melalui diplomasi maupun kekuatan militer. Juru bicara Dmitry Peskov menyarankan Zelensky untuk segera melakukan perundingan sebelum Ukraina “kehilangan lebih banyak wilayah.”

“Ruang kebebasan dalam pengambilan keputusan menyusut karena hilangnya wilayah,” kata Peskov mengutip AFP.

Moskow juga terus menyerukan pengusiran Zelensky sejak invasi dimulai. Rencana AS juga memuat ketentuan bagi Ukraina untuk mengadakan pemilu dalam waktu 100 hari.

Tidak ada batas waktu resmi bagi Kyiv untuk menanggapi proposal tersebut. Namun Zelensky mengatakan dia akan berbicara langsung dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang.

Pendapat orang Ukraina dan politisi terbagi

Di Kyiv, sikap masyarakat terpecah. Beberapa warga percaya bahwa Ukraina harus mempertimbangkan usulan tersebut untuk meningkatkan posisi negosiasinya. Namun, ada juga yang menganggap usulan tersebut tidak lebih dari sekedar ajakan untuk menyerah.

Yanina, seorang penjahit berusia 41 tahun, mengatakan rencana tersebut tidak akan membuahkan hasil. “Kami maupun Rusia tidak akan membuat konsesi,” katanya.

Sementara itu, banyak politisi Ukraina yang tidak menyembunyikan kemarahannya. “Terkejut sepenuhnya sudah menjadi hal biasa bagi kami,” kata salah satu anggota parlemen kepada AFP.

(sels/sel)